Jayapura, Jubi – Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Piala Rektor ke-8 yang diadakan Universitas Cenderawasih (Uncen) mendapat apresiasi dari pelatih dan peserta dari berbagai wilayah di Papua, karena dianggap penting untuk pembinaan prestasi atlet. Kejuaraan ini berlangsung di Auditorium Uncen selama tiga hari, mulai Jumat hingga Minggu (1-3/11/2024).
Kejuaraan Nasional seperti ini sangat jarang digelar di Tanah Papua. Hal itu disampaikan pelatih dari Dojo Aimas Karate Club Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Sande Hutagalung. Ia berharap event seperti ini bisa diagendakan setiap tahun.
“Kejuaraan nasional ini kalau setiap tahun [diselenggarakan] kan lebih bagus bisa jadi pembinaan prestasi. Sebab, anak-anak kalau cuma latihan, tidak ada pertandingan, tidak ada prestasi, akan bosan. Jadi kami senang mendapat undangan mengikuti kejuaraan,” ujar dia.
Pendapat senada disampaikan Sekretaris Umum Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) Papua Pegunungan, Amon Kosay menganggap kejuaraan nasional yang digelar Uncen itu penting untuk menerapkan program pembinaan.
“Pelatihan tanpa event itu tidak bisa mengukur kesuksesan dari program latihan yang digunakan pelatih. Jadi, untuk mendukung anak-anak agar bisa berprestasi itu harus ada event,” kata Kosay yang juga sebagai manajer kontingen Papua Pegunungan itu.
Kosay menilai ajang tersebut juga sebagai media pembelajaran untuk generasi muda mengembangkan minat bakat bidang olahraga karate.
Setelah gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) lalu, lanjut Kosay, ini merupakan pertama kali bagi Papua Pegunungan mengikuti kejuaraan nasional. Kosay menyadari sebagai pendatang baru, ia tidak menargetkan juara pada event ini, tetapi kejuaran ini penting sebagai bentuk eksistensi atlet karate Papua Pegunungan agar tidak putus dan ada regenerasi.
“Ini pengalaman pertama kami untuk ikut Open Tournament setelah mengirim dua atlet di ajang PON lalu. Jadi kami berpikir ini sebagai langkah baik untuk memperkenalkan bahwa di Papua Pegunungan ada olahraga karate. Fokus kami adalah regenerasi atlet,” katanya.
Sensei Agus, Ketua Kontingen Kushin Ryu Karate Do Indonesia (KKI) Timika, Papua Tengah, mengatakan pertandingan seperti ini diperlukan untuk menambah jam terbang atlet-atlet muda untuk mengetahui perkembangan mereka.
“Kami ingin memotivasi dan mengembangan atlet-atlet usia dini agar mereka mempunyai pengalaman pertandingan lebih [banyak],” ujar dia.
Dia berharap agar para atlet bertanding lebih baik sesuai instruksi pelatih dan tidak meremehkan lawan. “Mereka mengakui semua lawan itu adalah lawan yang terbaik bukan menganggap enteng. Tetapi, mereka bisa menghadapi lawan dengan segala kemampuan yang dimilikinya,” ujarnya.
Dosen Pendamping UKM Karate Universitas Musamus Merauke, Provinsi Papua Selatan, Romualdus mengungkapkan turnamen ini menarik untuk mendorong perkembangan karate di Tanah Papua. Terlebih Forki di Papua Selatan belum berkembang, sehingga ia berharap 23 atlet yang dibawanya bisa membuahkan hasil yang membanggakan.
“Lewat turnamen ini, kami berharap bisa menambah pengalaman dan pembinaan regenerasi atlet sejak usia dini sehingga karate di Papua Selatan bisa berkembang lebih maju,” ujarnya.(*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!