Resmi bubarkan skuad, manajemen PSBS Biak tak mau egois

PSBS
 Manajer PSBS Biak, Jimmy Carter Kapissa / Istimewa

 

Jayapura, Jubi – Manajemen PSBS Biak telah membulatkan keputusan untuk tidak mengikuti kompetisi Liga 2 musim 2022/2023 jika dilanjutkan kembali. Mereka pun mengambil langkah bijak untuk membubarkan skuad,  sambil menunggu kejelasan kompetisi musim berikutnya usai Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI 16 Februari mendatang.

Seluruh pemain dan official PSBS dibubarkan sejak masa kontrak berakhir pada 31 Januari. Keputusan tersebut dibuat menyusul adanya keputusan dari Exco PSSI untuk menghentikan kompetisi.

PSBS tetap akan menyiapkan skuadnya dan siap ikut serta jika sudah ada kejelasan dari operator liga dan pengurus baru PSSI tentang kompetisi Liga 2 musim depan.

“Sebagaimana diketahui, bahwa hasil owner meeting 24 Januari 2023 deadlock, tidak memberikan keputusan yang pasti, serba mengambang sehingga PSBS menjadi
satu-satunya klub yang mernberikan pernyataan sikap terkait opsi jika dilanjutkan dalam batasan tertentu dan apa alasan untuk tidak melanjutkan. Kepada seluruh pemain maupun Official PSBS dibebaskan untuk bernegosiasi dengan klub lainnya,” kata manajer PSBS, Jimmy Carter Kapissa dalam pernyataan tertulis yang diterima awak media Jubi, Jumat (27/1/2023).

Menurut dia, alangkah indahnya para klub Liga 2 lebih kepada kesepahaman untuk pembenahan dan kemajuan sepak bola Indonesia ke depannya. Ia mengajak perwakilan klub Liga 2 untuk meninggalkan ego pribadi, tendensi dan kepentingan lainnya demi kemajuan bersama.

“Kita tidak perlu memaksakan kehendak pribadi dengan melibatkan segala institusi jika hanya untuk mencari popularitas tanpa melihat, sesungguhnya masih ada hal lebih besar dari kemauan personal maupun kelompok,” imbuhnya.

“Lebih dari itu adalah bagaimana kita mau menggunakan hak, kewajiban dan juga kewenangan yang dimiliki oleh semua stakeholder untuk menjembatani kepentingan sesama klub sepakbola Indonesia untuk lebih baik. Kita jangan lupa, Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 pada bulan Mei 2023 yang tinggal berapa saat lagi, kita semua bekewajiban untuk mensukseskan momen internasional dan istimewa ini,” sambungnya.

Ia pun menyampaikan seyogyanya semua sama-sama saling menata diri,  menanggalkan ego dan kembali menyelami apa yang sudah menjadi instruksi Presiden Jokowi untuk pembenahan seluruh sarana infrastruktur maupun Standard Operasional dan Prosedur (SOP) dalam tata laksana liga sepak bola Indonesia ke depan lebih baik.

“Tentunya harapan besar itulah yang menjadi perhatian bersama tanpa memaksakan kepentingan individu dan kelompok. Sampai saat ini belum semua stadion memenuhi syarat, kita ingin melihat sejauh mana komitmen Bapak Jokowi, Kementrian PUPR dan Kementrian Pemuda dan Olah Raga serta para Wakil Rakyat kita di DPR,” ujarnya.

Ia mengakui, hampir sebagian besar klub hingga saat ini terkena wabah yang sama yakni keterbatasan dalam memberikan gaji dan hal-hal lainnya kepada para atlet dan officialnya. Untuk membiayai dan membesarkan klub saja masih banyak klub mengeluh karena tidak semua wilayah memiliki sarana maupun sponsor yang memadai.

“Saya pikir apa yang saya sampaikan ini adalah representatif dari semua perasaan yang baik dari rekan-rekan klub lainnya yang punya peduli untuk kemajuan sepakbola di tanah air. Kerinduan sejumlah klub yang menginginkan intervensi Bapak Presiden tentang adanya intervensi regulasi tentang pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja negara untuk menopang pembiayaan klub liga 1 dan klub liga 2, agar benar-benar ada pemerataan dalam pembinaan atlet sepak bola secara profesional bagi Indonesia,” harapnya.

Dirinya menegaskan, atlet sepak bola juga adalah aset negara yang perlu diperhatikan dengan serius. Bukan alat politik yang harus dikorbankan atau dijadikan alat popularitas, jangan ditinggalkan hingga terkesan dianaktirikan. Publik pun harus tahu bahwa liga 1 dan liga 2 Indonesia tidak memiliki topangan finansial maupun sponsor yang sama, hal ini kemudian akan berdampak pada praktek-praktek lainnya yang bisa mengarah pada judi dan mafia bola apabila tidak ada perhatian yang serius dari pemerintah pusat.

“Sepakbola adalah alat pemersatu bangsa. Kembalikan wajah sepakbola Indonesia yang kredibel dan berintegritas. Harapan kita bersama bahwa praktek judi, mafia bola dan praktek kepentingan lainpun akan pergi dengan sendirinya jika semua pihak punya peduli untuk bersama berbenah mengembalikan wajah sepakbola Indonesia yang lebih baik. Sepakbola Indonesia butuh perhatian serius oleh seluruh pemangku kepentingan di negara ini. Jangan anak tirikan sepakbola Indonesia,” . (*)

Comments Box

Dapatkan update berita terbaru setiap hari dari News Room Jubi. Mari bergabung di Grup Telegram “News Room Jubi” dengan cara klik link https://t.me/jubipapua , lalu join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
banner 400x130
banner 728x250