Jayapura, Jubi – Menjelang keikutsertaan di ajang Pra Pekan Olahraga Nasional , tim terbang layang Papua belum juga berlatih. Pesawat mereka masih terparkir alias lipat sayap sejak berbulan-bulan lamanya.
Selain masih menunggu dukungan dana dan petunjuk dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Papua untuk mempersiapkan diri menuju Pra PON, terbang layang Papua juga sempat terusir dari dalam hanggar di Yogyakarta karena persoalan tunggakan.
“Jadi sementara ini terbang layang sedang lipat atau patah sayap, jadi tidak ada yang latihan lagi. Pesawat masih terparkir. Hanggar tempat penyimpanan pesawat kita di Yogyakarta itu tidak dibayar,” kata Ketua Harian sekaligus pelatih terbang layang Papua, Paul Mnusefer dihubungi awak media Jubi, Rabu (12/4/2023).
“Kami pun disuruh keluarkan pesawat dan akhirnya kami kasih keluar pesawat dan saya bikin pondok dan taruh di samping rumah saya dengan peralatan yang lain,” sambungnya.
Paul menuturkan, terbang layang akan memulai Pra PON tahun ini di Pangkalan TNI AU Kalijati, Subang, Jawa Barat, pada Agustus mendatang. Ia berharap ada kabar baik dari KONI Papua untuk timnya menjelang keikutsertaan di Pra PON.
“Jadi atlet-atlet kita belum latihan lagi, padahal bulan Agustus itu sudah Pra PON. KONI sendiri sudah ada komunikasi dengan kita, tapi belum ada dukungan dana. Saya menunggu pertolongan Tuhan saja,” ujarnya.
Meski begitu, Paul menyatakan akan tetap memperjuangkan terbang layang Papua agar bisa ikut serta pada ajang Pra PON untuk mendapatkan tiket tampil di PON XXI Aceh – Sumatera Utara tahun 2024 mendatang.
“Kalau tidak ada dukungan dana, kita mungkin bisa perjuangkan untuk tetap ikut Pra PON, tapi mungkin hanya satu dua atlet saja. Maksimalnya itu dalam tim kita butuh enam atlet putra dan empat putri, karena seluruh nomor pertandingan kita ikut,” tuturnya.
“Yang sudah didaftarkan sama KONI Papua dan menurut mereka yang terbaik dan prioritas itu yang dua itu saja. Jadi untuk atlet kita yang lain, biar mereka tetap berprestasi juga, kita persilakan ke daerah-daerah yang mau memakai jasa mereka biar mereka juga bisa ikut bertanding,” tambahnya.
Tim terbang layang Papua akan memanfaatkan sisa waktu yang kian mepet menuju Pra PON dengan berlatih penuh jika sudah mendapatkan dukungan untuk memulai persiapan.
“Dengan waktu yang mepet ini kita akan berlatih setiap hari, mungkin waktu libur hanya hari minggu. Biasanya kan seminggu sekali hingga dua kali karena biaya yang besar, kalau dengan waktu yang mepet harus tiap hari dalam empat bulan tersisa ini. Itu kalau ada suntikan dana yang cukup, kalau tidak ada yah kita tetap berjalan seperti air yang mengalir saja,” tandasnya.
Terbang layang Papua merupakan satu di antara disiplin olahraga di bawah cabang olahraga Aerosport yang menyumbangkan prestasi terbaik untuk kontingen Papua pada PON XX tahun 2021 lalu di rumah sendiri.
Bahkan, terbang layang menjadi penyumbang medali emas pertama untuk kontingen Papua pada PON XX lalu. Mereka naik podium sebagai juara umum dengan memperoleh lima medali emas, satu perak dan satu perunggu. (*)