Jayapura, Jubi –ย Iven olahraga para atlet berkebutuhan khusus tingkat pelajar, Pekan Paralimpiade Pelajar Provinsi (Peparpeprov) Papua akan segera digelar di Stadion Lukas Enembe dan Akuatik kawasan olahraga Kampung Harapan, Sentani, Kabupaten Jayapura, 22 – 23 Juni 2022.
Iven tersebut menjadi yang pertama kalinya pasca berakhirnya ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX dan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI pada akhir tahun 2021 lalu.
Setelah pelaksanaan dua multi iven olahraga nasional tersebut, hampir setahun atau tujuh bulan lamanya venue-venue di kawasan olahraga Kampung Harapan belum pernah digunakan lagi untuk menggelar sebuah iven olahraga.
Iven Peparpeprov menjadi pembuka kalender kegiatan yang telah diagendakan oleh Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) Papua di tahun 2022 ini.
Diharapkan, ajang untuk mencari bakat-bakat potensial antar atlet pelajar penyandang disabilitas itu bisa menjadi hiburan olahraga sekaligus memberikan inspirasi bagi generasi muda dan masyarakat Kota dan Kabupaten Jayapura.
Disorda Papua selaku pihak penyelenggara mengajak masyarakat untuk menyaksikan hajatan olahraga tersebut secara gratis.
“Pembukaan nanti tidak berjalan ketat dan tidak ada peraturan khusus. Kita berharap perlombaannya berjalan lancar dan masyarakat bisa menyaksikannya secara gratis. Kami ingin iven tidak hanya menjadi hiburan olahraga saja tapi juga untuk menginspirasi masyarakat luas,” kata Ketua Pejabat Pelaksana Tugas Kegiatan (PPTK), Abdul Hamid kepada Jubi, Rabu (22/6/22).
Peparpeprov yang pertama kalinya dilaksanakan di Bumi Cenderawasih ini akan memperlombakan dua cabang olahraga, yakni para renang di venue Akuatik dan para atletik di Stadion Lukas Enembe, dengan melibatkan sekitar 120 atlet dari kabupaten kota di Papua.
Disorda Papua mengklaim jika sarana dan prasarana di kawasan olahraga Kampung Harapan, Sentani, tak ada masalah yang dihadapi. Venue-venue di kawasan tersebut selalu dirawat secara intens.
“Sarana prasarananya sampai hari ini tidak ada hambatan dan masih bagus dan tidak ada kerusakan dan kami dari Disorda sebagai pengawas venue juga tentunya selalu memantau,” ujar Abdul.
Ia menjelaskan, venue-venue yang berada di kawasan Kampung Harapan rutin dirawat dan dibersihkan sebanyak tiga kali dalam seminggu.
“Tentunya kami dibantu dengan tim teknis juga untuk melakukan pengecekan dan pembersihan seperti akuatik ini dalam satu minggu ini bisa tiga kali pembersihan dan tetap terjaga kualitasnya,” ungkapnya.
Menanggapi digelarnya iven tersebut, Ketua Umum National Paralympic Committee (NPC) Papua, H. Jaya Kusuma memberikan apresiasi kepada Pemerintah Papua. Karena menurutnya, dengan adanya iven tersebut menandakan era kebangkitan atlet-atlet penyandang disabilitas Papua.
Meskipun terkesan mendadak, namun Jaya Kusuma berterima kasih kepada Pemerintah Papua yang melalui Disorda telah mengagendakan program olahraga untuk menjadi wadah penjaringan dan pembinaan atlet-atlet muda.
“Memang kita akui bahwa ini serba mendadak, tapi yang perlu kita syukuri bahwa kebangkitan atlet penyandang disabilitas di Papua sudah mulai nampak, karena program sudah dibuat oleh pemerintah untuk menampilkan atlet-atlet kita. Meskipun masih ada kekurangan dan keterbatasan anggaran,” kata Jaya Kusuma.
“Saya bangga karena ini suatu pertanda era kebangkitan atlet disabilitas NPC Papua. Karena Pemerintah sudah memberikan bentuk perhatian dengan menggelar iven pertama kali di Papua. Tinggal kedepannya kita bisa kolaborasi dan berjalan bersama,” pungkasnya. (*)
Discussion about this post