Jayapura, Jubi – Manajer Persipura Jayapura, Yan Permenas Mandenas angkat bicara perihal degradasi yang baru saja menimpa timnya. Ia menyebut, Persipura turun kasta bukan karena kegagalan pemain dan pelatih.
Mandenas berdalih, sanksi pengurangan poin yang dialami Persipura imbas dari ketidakhadiran dalam pertandingan kontra Madura United adalah salah satu faktor yang merugikan Persipura hingga membuat timnya harus terdegradasi.
“Persipura terdegradasi ini bukan karena pemain dan pelatih tidak berhasil, semua sudah berhasil berjuang dan manajemen juga berhasil mempertahankan tim ini untuk bertahan di Liga 1. Tetapi dengan adanya sanksi pengurangan poin itu yang merugikan tim Persipura harus terdegradasi ke Liga 2,” kata Mandenas, baru-baru ini.
“Pertanyaan kami, kalau PSSI itu profesional dan tidak mengorbankan tim dengan memberikan sanksi pengurangan poin, Persipura mungkin tak akan turun ke Liga 2. Pasti mereka akan tetap bertahan di Liga 1. Tapi ini kan sepak bola Indonesia jadi segala kemungkinan bisa terjadi,” tambahnya.
Kendati begitu, ia mengaku manajemen Persipura tetap akan tunduk dan taat terhadap regulasi dan keputusan PSSI. Hanya saja, pihaknya masih akan memperjuangkan keadilan.
“Kita tetap tunduk dan mengikuti aturan PSSI, tetapi kita tetap menyurati dengan meminta klarifikasi-klarifikasi untuk menyelidiki indikasi faktor-faktor non teknis yang merugikan tim Persipura, sehingga nanti ke depan ada proses pembelajaran bagi persepakbolaan Indonesia agar lebih profesional dan mengedepankan sportivitas,” ujarnya.
Manajer yang juga selaku anggota DPR RI itu bakal menyiapkan perubahan pada tim Mutiara Hitam, agar tim kebanggaan masyarakat Papua ini bisa kembali promosi ke Liga 1.
“Kita berharap kepada fans untuk tidak kendor mendukung kami, dan kami akan menata tim ini sebaik-baiknya agar bisa kembali menunjukkan kualitasnya untuk memberikan jaminan bahwa Persipura akan tetap eksis kembali di kancah tertinggi sepak bola nasional,” pungkasnya.
Sementara itu, Spiks Pulanda yang juga merupakan legenda hidup Persipura era 70-an mendukung keputusan-keputusan yang dibuat oleh PSSI. Namun ia juga meminta agar ada evaluasi dalam PSSI untuk bisa lebih bersikap adil kepada semua klub, khususnya yang berkaitan dengan praktik sepak bola negatif atau sepak bola gajah.
“Apapun yang diputuskan PSSI kita ikuti. Cuma kita minta kalau bisa dibenahi pengurus PSSI dan secara jeli melihat praktik-praktik negatif seperti sepak bola gajah, sebab di zaman kita dulu sudah banyak dan sampai sekarang belum hilang, itu yang harus dibenahi dulu. Sebab kalau begini terus kapan kita mau masuk Piala Dunia. Kita berharap PSSI di 92 tahun ini buat harapan baru untuk semua klub sepak bola Indonesia,” ujar Pulanda. (*)
Discussion about this post