Jayapura, Jubi – Sumedang merupakan kota yang berbatasan langsung dengan ibukota Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung. Kalau Bandung dikenal dengan Paris van Java, maka Sumedang memiliki makanan khas yang disebut Tahu Sumedang. Di kota Sumedang inilah Muhammad Iqbal Gwijangge lahir pada 26 Agustus 2006. Ibunya seorang atlet angkat berat Provinsi Jawa Barat, Besinah Haluk.
Hal ini dikatakan Iqbal saat bincang-bincang santai dengan Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, yang dimuat pada laman resmi pssi.org.
“Iya, [Muhammad Iqbal Gwijangge] lahir di Sumedang. Mamah atlet angkat berat, terus dia mau ke Sumedang,” kata pemain bernomor punggung 21 di timnas U16 itu.
Iqbal Gwijangge hanya bersekolah di Sumedang di Taman Kanak-kanak saja. Selanjutnya, sekolah dasar di Kota Bandung. Bersamaan dengan kepindahan tugas dinas ibunya, Besinah Haluk, di Dinas Pemuda dan Olahraga Sumedang ke Kota Bandung.
Ia dibesarkan oleh ibunya sendirian, sejak sang ibu bercerai dari ayahnya yang pulang ke Wamena.
Besinah Haluk ke Sumedang karena mengikuti ayah angkatnya, Kolonel Rahmat, yang lama bertugas di Papua. Usai berdinas di Papua, Kolonel Rahmat pulang ke Sumedang beserta anak angkatnya, Besinah Haluk.
Selama di Sumedang, Besinah Haluk menekuni olaharga angkat berat hingga ikut memperkuat tim Jawa Barat. Ia selanjutnya berkarier sebagai Aparat Sipil Negara (ASN) di Dinas Pemuda dan Olahraga.
Sepindahnya ke kota Bandung, justru anaknya lebih tertarik bermain sepak bola ketimbang menekuni olahraga angkat berat seperti ibunya. Sebagai orang tua tunggal, Besinah Haluk sangat mendukung karier anaknya, yang mulai menonton sepak bola saat Titus Bonay berlaga perkuat timnas Indonesia.
Ternyata kecintaan terhadap sepak bola sudah ada saat masih TK di Sumedang dan berlanjut ke SD di Kota Bandung. Apalagi Iqbal sangat fans dan favorit terhadap el capitano Persipura dan juga timnas Indonesia, Boaz T Solossa.
Iqbal Gwijangge menempuh pendidikan di SMPN 44 Bandung, Jawa Barat. Selama menempuh pendidikan di sekolah itu, bakat sepak bolanya semakin kelihatan dan berkembang.
Iqbal kemudian masuk sekolah sepak bola. Dari SSB terus ke Swasco dan Bandung Pro United, hingga akhirnya ke Bhayangkara FC.
Beruntung ia belajar sepak bola di Bandung karena kompetisi antar SSB maupun klub Liga 1 Persib Bandung selalu diputar setiap musimnya. Hingga tak heran kalau kemampuannya mengolah si kulit bundar bisa terus terasah.
El captiano Timnas U16 ini mempunyai pengalaman berkesan pertama saat menjadi juara Borneo Cup di Malaysia. Saat itu Iqbal masih berusia 10 tahun dan juara 1 Kuala Lumpur Cup di Malaysia 2018 berusia 12 tahun, dan juara 1 tingkat nasional 2020.
Dua tahun kemudian menjelang ulang tahun ke-16 pada 26 Agustus nanti, Iqbal berhasil membawa Timnas U16 juara. Bahkan ia juga terpilih sebagai pemain terbaik.
Bravo Muhammad Iqbal Gwijangge. Tetap jaga prestasi hingga berkembang di tim senior dan menjadikan sepak bola sebagai profesi. (*)