Manokwari, Jubi – Dua atlet ASEAN Para Games 2022 asal Papua Barat diduga ditelantarkan di Solo, Jawa Tengah.
“Kami saat ini tinggal di hotel para pelatih. Setelah ASEAN Para Games ditutup beberapa pekan yang lalu, sudah 10 hari kami di sini,” kata Kesya dihubungi melalui telepon seluler, Selasa (16/8/2022).
Kesya yang merupakan pelajar SMP Negeri 1 Manokwari itu menyebut, ia seharusnya sudah masuk sekolah karena izin untuk mengikuti ajang internasional tersebut sudah berakhir.
“Di sini kami bingung tidak tau kapan kami pulang ke Manokwari,” ucapnya.
Kata dia, pemberangkatan dan pemulangan atlet ke daerah merupakan tanggung jawab dari NPCI wilayah.
“Semua atlet yang berasal dari daerah merupakan tanggung jawab daerah masing-masing,” ucap Kesya.
Saat dihubungi, Kesya dan Felix sudah menyampaikan hal ini ke National Paralympic Committe Indonesia (NPCI) Papua barat, namun jawaban yang diterima bahwa mereka akan dijemput hari Rabu pekan yang lalu.
“Janji NPCI kita di jemput Rabu pekan kemarin tetapi hingga saat ini kita belum dijemput, akhirnya kita ditampung oleh para pelatih di hotel mereka. Kami berharap, pihak berwenang tidak perlu repot-repot jemput kami, sebab teman-teman di daerah lain sudah kembali, tinggal kami (Papua Barat) jadi kiranya kita cukup dikirimin tiket,” tuturnya.
Sementara itu, Kesya merupakan atlet dari Cabang Olahraga (Cabor) Atletik, saat Peparnas Papua, dirinya mengikuti nomor lompat jauh.
Tetapi di ajang ASEAN Para Games Solo, Kesya tidak punya lawan di nomor lompat jauh sehingga dirinya diikutsertakan di lari 100 meter.
Kesya mengatakan, saat latihan, pelatihnya melihat potensi yang dimiliki sehingga dinaikkan di lari 200 meter.
“Tapi saat sudah berlatih dan saya sudah buat paspor serta pemeriksaan kesehatan dan klarifikasi kecacatan syaratnya itu 5 cm, namun kaki saya hanya pendek 3 cm sehingga saya tidak bisa mengikuti iven ini,” tuturnya.
Sedangkan atlet lainnya Felix diberikan tanggung jawab di tiga nomor yakni Cakram, Lempar Lembing dan tolak peluru. Meski demikian, Felix dinyatakan diskualifikasi.
“Di sini hanya kami berdua saja, tidak ada NPCI atau LO dari Papua Barat,” tutur Kesya.
Mendengar hal ini, Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw mengaku prihatin.
“Aduh prihatin sekali ya. Harusnya ada yang mengurusi nih,” ucapnya.
Ketua NPCI Papua Barat, Lewi Rubaba beberapa kali dikonfirmasi Jubi terkait informasi ini, namun belum memberikan tanggapan.(*)