Boaz T Solossa antara Jacksen Tiago dan coach RD

Boaz T Solossa
Boaz T Solossa dan coach Rahmad Darmawan usai pertandingan delapan besar di Stadion Mandala, Liga Indonesia 2005-2006. - Jubi/Dam

Jayapura, JubiOrganisasi sepak bola dunia, FIFA, baru saja membuat sebuah film singkat tentang pesepak bola Indonesia, mulai dari Boaz T Solossa yang masih aktif main di PSS Sleman dengan judul film “Mutiara Hitam dari Timur”. Selain Boaz ada pula Herry Kiswanto, Ricky Yakobi, dan Ramang legenda Indonesia dari tim Juku Eja PSM Makassar.

Nara sumber yang diwawancarai dalam Mutiara Hitam dari Timur, Ricardo Salampessy, Todd Rivaldo Ferre, Bambang Pamungkas, dan pelatih Jacksen F Tiago.

Mantan pelatih Persipura Jacksen F Tiago dalam wawancara itu mengaku bahwa Boaz T Solossa mempunyai pengaruh besar dalam perjalanannya bersama Persipura. Tiga kali juara Indonesia Super League telah menunjukkan bahwa Boaz ikut andil dalam kemenangan Persipura setelah Eduard Ivakdalam tidak lagi menjadi kapten.

Namun kehadiran Jacksen selama menukangi Persipura jelas memberikan prestasi baru. Walau pelatih asal Brasil itu bilang peran pelatih terdahulu sangat besar sejak coach Rahmad Darmawan, Ivan Kolev, maupun Raja Isa yang akhirnya ditendang di lapangan. Bahkan Jacksen pun mengaku dia datang saat Persipura sedang bermasalah akibat M Raja Isa kena bogem mentah di lapangan ketika Persipura melawan Persijap Jepara.

Jacksen bilang el capitano Boaz T Solossa adalah seorang pemalu dan berjuang keras melawan cedera yang dialaminya selama membela Timnas. Ia bahkan hampir mengakhiri karier sepak bolanya.

“Selama cederanya selalu ditangani dengan baik oleh tim medis Persipura dan Boaz tekun, sabar, dan tidak bosan menjalani terapi hingga akhirnya tampil prima hingga sekarang,” kata Jacksen.

Namun catatan jubi.id, di tangan Jacksen pula, seorang el capitano Boaz T Solossa harus angkat kaki dengan tidak hormat dari tim yang dibelanya sejak belia.

Peristiwa ini sama pula ketika pertama kali Jacksen F Tiago ditendang saat pertandingan terakhir Persipura melawan Arema. Bedanya, Jacksen masih sempat melatih Persipura hingga mengalami kekalahan beruntun enam kali dan akhirnya dipecat.

Boaz T Solossa justru mengaku kalau pelatih Rahmad Darmawan yang menjadi pelatih favorit yang membesarkan el captano itu menjadi pemain pemain Persipura dan sekaligus el capitano Timnas Indonesia. Bahkan Boaz menyebut coach RD sebagai pelatih terbaiknya.

Boaz benar karena saat bersama Persipura pelatih Rahmad Darmawan pertama kali membawa Persipura juara Liga Indonesia 2005-2006. Saat itu pula Boaz mencetak gol pertama kali memperkuat Persipura.

Bagi pelatih Rahmad Darmawan el capitano Persipura itu adalah seniman sepak bola. Seorang seniman sepak bola pantas menjadi kapten tim senior Indonesia.

Ketika pelatih Rahmad Darmawan menjadi pelatih Timnas Indonesia dalam Pre Asian Cup 2015, ban kapten Timnas Indonesia beralih ke bahu Boaz T Solossa.

Kepemimpinan Boaz T Solossa juga diaminkan Ricardo Salampessy. Bahwa sejak usia muda 16 tahun di PON Papua 2004 rekan seangkatannya itu sudah pernah menjadi kapten. Bahkan Bambang Pamungkas kapten Timnas Indonesia bilang dia dan Boaz sama-sama bermain di usia muda membela timnas dan waktu itu belum memperkuat klub. Bambang pula yang mengusulkan agar Boaz wajar menjadi kapten Timnas Indonesia dan akhirnya coach RD mewujudkannya pada 2015.

Kedekatan Bambang dan Boaz bisa terlihat saat timnas Indonesia melakukan pertandingan persahabatan di mana Boaz memanfaatkan umpan lambung BP dan Boaz berhasil menjebol gawang Timnas Uruguay. Meski kalah 7-1 tetapi bagi Bambang Pamungkas, gol tunggal Boaz sangat berkesan dan berkelas sehingga pantas kalau pemain ini termasuk striker terbaik Indonesia di tengah menjamurnya striker asing di Liga 1 Indonesia.

Rekan Boaz T Solossa di PSS Sleman, Todd Ferre, bilang semua anak di Papua mau menjadi pesepak bola karena melihat Kaka Boaz main di Persipura.

“Boaz menjadi impian anak-anak Papua untuk bermain dan mencintai sepak bola,” kata gelandang serang PSS Sleman yang mencetak satu gol kemenangan saat melawan Barito Putra FC itu.

Dia menambahkan Kaka Boaz juga suka cerita mob dan sangat ramah dengan teman-teman dalam berlatih maupun di luar latihan.

Itulah Boaz el capitano sang legenda hidup Persipura. Lama membela Persipura, Boaz ternyata mampu menciptakan rekor yang tergolong luar biasa bahkan susah untuk dipecahkan pesepak bola manapun di Indonesia. Tiga kali membawa Persipura juara Indonesia Super League, masuk babak semi final Piala AFC, pencetak gol terbanyak di Liga Indonesia dan pemain terbaik, serta mencetak 12 gol selama membawa Persipura di Piala AFC.

Sayang, di ujung kariernya ia ditendang dari tim Mutiara Hitam yang selalu ada dalam hatinya. (*)

Comments Box

Dapatkan update berita terbaru setiap hari dari News Room Jubi. Mari bergabung di Grup Telegram “News Room Jubi” dengan cara klik link https://t.me/jubipapua , lalu join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
banner 400x130
banner 728x250