Mataram, Jubi – Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat atau NTB memfasilitasi Gedung Perpustakaan Mataram di Jalan Lingkar Selatan dengan panggung literasi. Panggung tersebut sebagai wadah untuk melatih dan memotivasi kemampuan literasi anak sejak dini.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Mataram Jemmy Nelwan, mengatakan panggung literasi itu dimaksudkan untuk mewujudkan konsep awal sebuah perpustakaan berbasis inklusi sosial.
“Panggung literasi indoor atau dalam ruangan, sudah bisa dimanfaatkan di bawah instruktur Bunda Literasi Kota Mataram Hj Kinnastri Mohan Roliskana,” katanya di Mataram, Minggu (22/12/2024).
Perpustakaan berbasis inklusi sosial, artinya masyarakat yang datang ke perpustakaan tidak hanya membaca buku melainkan juga bisa langsung praktik literasi.
Panggung literasi indoor itu, lanjutnya, bahkan sudah dimanfaatkan sebelum Gedung Perpustakaan diresmikan pada 19 Desember 2024.
“Berbagai kegiatan literasi dan pelatihan ecoprint atau teknik pewarnaan kain menggunakan bahan alami atau ramah lingkungan, sudah digelar dan hasilnya kami pajang di areal kantor kami,” katanya.
Menurutnya, di samping telah menyiapkan panggung literasi indoor, pada 2025 pihaknya juga sudah menyiapkan konsep pembangunan panggung literasi outdoor (luar ruangan) di bagian samping gedung Perpustakaan Mataram, dengan ukuran 5×10 meter persegi.
Terkait dengan kebutuhan anggaran sudah diajukan sebesar Rp500 juta ke Perpustakaan Nasional, dan juga akan diusahakan mendapat dana pendampingan dari APBD Kota Mataram.
Menurutnya pula, panggung literasi itu bisa menjadi wadah untuk melatih kemampuan literasi siswa, termasuk siswa yang sukses menciptakan berbagai inovasi di bidang teknologi dan lainnya.
“Di panggung literasi, para siswa bisa bercerita dan menyampaikan kiat-kiat sukses mereka agar bisa menjadi motivasi siswa lainnya,” katanya.
Selain itu, panggung literasi outdoor itu juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat live music sesuai dengan konsep sentra PKL yang disiapkan Dinas Perdagangan.
“Pagi sampai siang, kami bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan literasi, sore sampai malam bisa jadi tempat live music,” katanya.
Hal tersebut sejalan dengan konsep transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang disiapkan dengan melibatkan pelaku UMKM unggulan, yang sudah sukses akan diberikan ruang atau panggung untuk menciptakan literasi.
Kemudian untuk pelaku UMKM sukses, bisa menyampaikan cerita atau kiat sukses mereka di panggung literasi, dan itu akan diangkat menjadi sebuah cerita yang kemudian dibuat buku.
“Harapannya, perjalanan, inovasi, dan kiat-kiat sukses siswa dan UMKM itu bisa dibaca oleh masyarakat, sehingga dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi masyarakat,” katanya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!