Ambon, Jubi – Penjabat atau Pj Wali Kota Ambon Dominggus N Kaya, menyampaikan Kota Ambon berstatus siaga bencana selama 14 hari ke depan. Hal ini diakibatkan cuaca ekstrem yang melanda dan mengakibatkan banjir, longsor, dan pohon tumbang.
“Status siaga bencana sebelumnya telah berakhir 2 Juli 2024 dan kami melihat kurang lebih tiga hari terakhir terjadi eskalasi, maka kami kembali tetapkan 14 hari ke depan dalam status siaga bencana, mulai 6 sampai 19 Juli 2024,” katanya, di Ambon, Minggu (7/7/2024).
Pemerintah Kota Ambon telah memutuskan langkah apa yang harus dilakukan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan pemangku kepentingan terkait, serta membuat kajian permohonan bantuan ke pemerintah pusat.
“Seluruh OPD terkait yakni BPBD, Dinas PUPR, Dinas Sosial, Dinas Pertanian, Dinas Kominfo, dan BMKG telah berkoordinasi dalam rangka melihat apa yang sudah dan harus dilakukan,” katanya.
Pj Wali Kota menyatakan kejadian bencana pada Jumat (5/7/2024) telah ditangani. Dinas PUPR telah ditugaskan merancang dan menyiapkan bronjong, dan BPBD telah menyalurkan bantuan kepada warga serta mencegah titik longsoran semakin meluas.
Bantuan makanan siap saji bagi 13 kepala keluarga (KK) yang mengungsi di rumah kerabat mereka, juga telah disalurkan Dinas sosial dengan mengantarkan makanan siap saji di rumah tersebut.
Bencana banjir juga menyebabkan petani di Waiheru dan Passo terancam gagal panen, sehingga Dinas Pertanian telah diturunkan untuk melakukan koordinasi.
Pihaknya mengimbau masyarakat yang bermukim di kawasan rawan bencana tetap waspada, dan memantau peringatan yang dikeluarkan BMKG dan Pemkot di media sosial.
“Untuk warga Kota Ambon tetap berjaga-jaga dan memantau peringatan dari BMKG juga dari posko yang diedarkan lewat media sosial, kami sudah arahkan peringatan itu bisa per hari dan per jam. Intinya tetap waspada bagi keluarga yang berada di titik rawan bencana,” katanya.
Masyarakat juga diminta segera memberikan laporan kepada BPBD melalui perangkat RT/RW, atau pemerintah desa/negeri dan kelurahan jika terjadi bencana.
Pemkot juga intens melakukan pemantauan kejadian bencana, cuaca, tinggi muka air, tinggi gelombang, gempa, tsunami melalui BMKG dan memantau ketinggian permukaan air dari Command Center Pemkot Ambon.
Tanaman warga rusak
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku mengganti bibit dan tanaman warga Desa Waiheru, yang rusak terendam banjir akibat hujan deras yang mengguyur Kota Ambon dalam sepekan terakhir.
“Sekitar 1,5 hektare lahan pertanian terdampak akibat luapan air, dan menyebabkan tanaman mati, oleh karena itu Pemerintah Provinsi Maluku akan mengganti kebutuhan bibit sesuai dengan rincian yang ada,” kata Penjabat Gubernur Maluku Sadali Ie di Ambon, Minggu (7/7/2024).
Hal itu dikatakannya saat melakukan peninjauan secara langsung ke titik-titik banjir di Kota Ambon, salah satunya di Desa Waiheru.
“Pemerintah Provinsi Maluku meninjau langsung ke lapangan, melihat dampak yang ditimbulkan terutama bagi petani sayur-sayuran. Jika tidak cepat ditangani maka akan berdampak juga pada inflasi di Maluku, karena sayuran gagal panen,” ujarnya.
Lahan pertanian warga yang tergenang banjir antara lain meliputi tanaman kangkung, sawi, tomat, hingga tanaman lainnya yang menjadi komoditas utama mata pencaharian petani setempat.
Sadali mengatakan berkaitan dengan lahan warga yang terdampak itu, para penyuluh pertanian Provinsi Maluku melakukan pendampingan untuk menangani berbagai persoalan yang dihadapi.
Pemerintah daerah juga berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Ambon, dalam mengantisipasi akibat dari intensitas curah hujan yang cukup tinggi.
Peninjauan ini turut dihadiri Kadis PUPR, Kadis Pertanian, serta penyuluh untuk meninjau langsung ke lapangan, menginventarisasi berapa luas lahan yang terdampak serta apa yang dibutuhkan petani.
“Agar sesegera mungkin ditangani oleh Pemerintah Provinsi Maluku. Pemerintah juga berkoordinasi dengan Balai Sungai untuk melakukan penanganan, agar para petani sayur ini dapat bekerja dan tidak terganggu dengan kondisi tanggul,” katanya. (*)