Bandung, Jubi – PT Amartha Mikro Fintek atau Amartha, prosperity platform yang menghadirkan layanan keuangan inklusif untuk ekonomi akar rumput melalui teknologi dan prinsip keberlanjutan, berkolaborasi dengan eFishery, perusahaan yang bergerak di bidang teknologi akuakultur dengan fokus pembudidayaan ikan dan udang, untuk mendorong ketahanan pangan melalui penguatan potensi akuakultur.
Kolaborasi Amartha dan eFishery memberi peluang bagi para pembudidaya ikan dan petambak udang yang tergabung dalam ekosistem eFishery untuk mendapatkan akses finansial secara inklusif dan mengembangkan usaha di sektor perikanan.
Adityo Putranto, Head of Business Partnership Lending Amartha menyampaikan tujuan kolaborasi ini. “Akuakultur di Indonesia memiliki potensi cukup besar untuk menjaga ketahanan pangan. Namun, keterbatasan akses permodalan menjadi salah satu tantangan bagi pembudidaya untuk meningkatkan kapasitas usahanya,” kata Adityo dalam rilis media yang diterima Jubi pada Jumat (9/6/2023).
Adityo berharap kolaborasi Amartha dengan eFishery dapat membuka akses yang seluas-luasnya bagi para pembudidaya, sehingga dapat memberikan dampak yang berkelanjutan, mulai dari peningkatan ekonomi pembudidaya, kualitas hasil panen, hingga pemenuhan nutrisi generasi mendatang.
“Amartha telah menjalin kolaborasi dengan eFishery sejak tahun 2022 melalui program “Kasih Bayar Nanti” (Kabayan) yang merupakan bagian dari layanan eFishery mall (eMall). Hingga Mei 2023, Amartha telah menyalurkan modal mencapai Rp114 miliar rupiah dan berkomitmen terus mendukung penyaluran akses keuangan hingga 500 miliar rupiah,” ujarnya.
“Program Kabayan telah menjangkau 1.600 pembudidaya ikan yang menjadi bagian dari ekosistem eFishery. Berbeda dengan skema tanggung renteng yang diterapkan pada mitra Amartha, lewat program Kabayan, pembudidaya ikan di ekosistem eFishery dapat mengajukan pinjaman mulai dari tiga juta hingga 100 juta rupiah, dengan tenor satu sampai enam bulan,” kata Adityo.
Di samping tujuan untuk memperluas layanan keuangan inklusif di sektor akuakultur, kolaborasi ini juga salah satu implementasi prinsip keberlanjutan yang dijalankan oleh Amartha, di mana penyediaan akses keuangan turut berkontribusi dalam mendukung ketahanan pangan lewat akuakultur yang lebih sustainable.
Potensi Akuakultur untuk Ketahanan Pangan Nasional Indonesia memiliki potensi besar di industri akuakultur yang memenuhi empat indikator pengukuran ketahanan pangan, yaitu harga pangan, ketersediaan pasokan, kualitas nutrisi, serta keberlanjutan dan adaptasi. Hal ini pun diperkuat dengan fakta bahwa Indonesia saat ini tercatat sebagai negara penghasil perikanan budidaya terbesar kedua di dunia dengan volume produksi 14,8 juta ton, dan berdasarkan prediksi FAO, perikanan budidaya Indonesia akan tumbuh sebesar 26 persen pada 2030.
Head of Fund & Operation eFishery Diajeng Reisa Manik menyampaikan program “Kabayan” dirancang untuk membantu pembudidaya mendapatkan akses permodalan dan teknologi yang inklusif. Data yang dimiliki eFishery menunjukkan realisasi program Kabayan meningkat 250 persen setiap tahunnya dan di tahun 2022 ini peningkatan realisasi program Kabayan mencapai lebih dari Rp228 miliar.
Sementara dari sisi pendapatan usaha pembudidaya, rata-rata mengalami peningkatan setelah bergabung dengan eFishery. Di sisi lain, pihaknya meyakini sektor akuakultur masih sangat berpotensi untuk terus berkembang. “Kami berharap hadirnya eFishery mampu memecahkan masalah mendasar di industri akuakultur, mengatasi permasalahan pangan, menghadirkan teknologi yang terjangkau, serta memberikan akses inklusif terhadap ekonomi digital, salah satunya dengan kerja sama ini,” kata Reisa.
eFishery merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penyedia sarana teknologi, platform digital, dan e-commerce budidaya ikan dan udang. Melalui akses inklusif yang didapatkan dengan bergabung eFishery, pembudidaya di setiap skala usaha mengalami peningkatan positif dalam pendapatan rata-ratanya. Bahkan berdasarkan laporan berjudul “Kontribusi Ekosistem eFishery terhadap Perekonomian Nasional dari Sektor Akuakultur” yang dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam laman (https://kkp.go.id/djpb/artikel/46870-kkp-beberkan-strategi-pengembangan-bluefood-untuk-dukung-ketahanan-pangan-global-di-ocean-20-eFishery dan LD FEB UI), sebanyak 58,7 persen pembudidaya ikan dan petambak udang dari ekosistem eFishery merasa optimis untuk membangun usahanya di masa mendatang.
Amartha optimis kolaborasi bersama eFishery ini dapat mempercepat akselerasi penyaluran modal usaha kepada UMKM. Amartha berkomitmen untuk memajukan ekonomi akar rumput dengan menjangkau segmen pasar yang lebih masif melalui kolaborasi dari berbagai stakeholder dan beragam sektor. “Dengan aktifnya kolaborasi yang dilakukan, Amartha berharap dapat berkontribusi pada kemajuan nasional,” kata Adityo. (*)