Jakarta, Antara – Museum Bahari membocorkan kegiatan pameran hingga festival yang akan dihadirkan kepada pengunjung pada 2025. Salah satun adalah instalasi seni yang menggandeng seniman asing terkait kapal yang dijadwalkan pada pertengahan 2025.
“Pameran instalasi tentang kapal di tiga titik dengan riwayat gedung sama, yakni sebagai gudang VOC. Di Museum Bahari, Jepang, dan Amsterdam,” kata Kepala Unit Pengelola (UP) Museum Kebaharian Jakarta, Mis’ari di Jakarta, Kamis (26/12/2024).
Tanpa menyebutkan nama seniman yang bakal unjuk karya, Mis’ari menuturkan nantinya material yang digunakan sang seniman berupa kain.
“Dia akan buat pameran instalasi dengan material kain, ditambah pencahayaan sedemikian rupa. Kemungkinan diselenggarakan pada pertengahan tahun depan,” ujarnya.
Selain itu, dalam menyongsong lima abad Kota Jakarta, museum juga bakal mengadakan pameran terkait kawasan Sunda Kelapa yang memanfaatkan teknologi imersif sehingga dinding dan lantai dalam suatu ruangan diproyeksikan bisa bergerak dengan dilengkapi tata suara.
Pengunjung yang masih awam tentang Sunda Kelapa bakal diajak memahami kawasan tersebut, termasuk hadirnya bangunan yang kini dikenal sebagai Museum Bahari.
“Kami menjahit itu dalam sebuah imersif mini. Berada di titik nol. Ruang titik nol ada lantai atasnya, isinya tentang kawasan sebagai gerbang untuk mengenali kawasan Sunda Kelapa. Melihat tempat ini dari dahulu kala hingga sekarang,” kata Mis’ari.
Dia belum dapat mengungkapkan waktu detail pelaksanaan pameran tersebut.
Kemudian, masih di tahun yang sama, sambung Mis’ari, Museum Bahari juga akan menampilkan pameran bertajuk “Sriwijaya Kingdom”, sebagai bagian dari kejayaan bahari Indonesia.
Pameran tersebut rencananya diadakan bertepatan dengan perayaan hari jadi Museum Bahari 7 Juli. Museum Bahari akan berkolaborasi dengan Kota Palembang, beserta negara-negara Asia Tenggara.
Pameran cadik
Kemudian, pada November 2025 Museum Bahari berencana mengadakan pameran dengan mengangkat cadik sebagai ikon unggulan.
“Unggulan kami ikonnya cadik Papua. Itu mau pertemukan dengan budaya sejenis di negara sekitarnya seperti Fiji, Solomon, Papua Nugini, mereka punya cadik serupa,” kata Mis’ari.
Menurut dia, pembahasan terkait cadik ini sudah dilakukan sejak tahun lalu termasuk dengan pemilik Cadik Papua dan pemangku adat. Pihak museum bahkan sudah menentukan tema dan teknologi yang bakal digunakan.
Terakhir, akan ada dihadirkan pula festival bahari Indonesia-Jepang, ditambah Eropa, yang mengangkat tema “Ratu dari Timur” atau rempah, lalu festival Cerita Kota. “Namun, waktu detil pelaksanaan festival belum dapat diungkapkan,” katanya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!