Jayapura, Jubi – Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo menekankan bahwa kolaborasi dan peningkatan literasi digital penting, untuk melestarikan budaya Papua. Salah satunya melalui Forum Diskusi Literasi Demokrasi (FLD) bertema “Melestarikan Budaya dan Kearifan Lokal Papua di Era Digital” di Semarang, Jawa Tengah, 6 Juni 2024.
Forum serupa sebelumnya diselenggarakan di Kota Bandung, Jawa Barat dan Surakarta, Jawa Tengah.
Gelaran FLD 2024 bertema “Melestarikan Budaya dan Kearifan Lokal Papua di Era Digital” dihadiri oleh ratusan mahasiswa, terutama yang berasal dari Papua. Kegiatan ini menghadirkan dua.narasumber, yakni Michael Jakarimilena, influencer Papua dan Sonny Asso, perwakilan mahasiswa Papua di Semarang.
Kegiatan FLD 2024 di Semarang tersebut berlangsung dengan lancar dengan diskusi interaktif, yang membahas tantangan dan peluang pelestarian budaya dan kearifan lokal Papua di era digital, peran literasi digital dalam memperkuat identitas budaya Papua, pemanfaatan teknologi digital untuk mempromosikan budaya dan kearifan lokal Papua, dan strategi membangun demokrasi yang inklusif dan partisipatif di Papua.
Dukungan Kemkominfo dalam pelestarian budaya Papua
Ketua Tim Kerja Informasi dan Komunikasi Politik dan Pemerintahan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Agus Tri Yuwono, dalam sambutannya menyampaikan kekagumannya terhadap kekayaan alam dan keanekaragaman budaya Papua.
Menurutnya, budaya Papua merupakan warisan berharga yang patut disanjung dan dilestarikan, tidak hanya bagi masyarakat Papua sendiri, tetapi juga bagi bangsa Indonesia.
“Perkembangan teknologi digital membawa tantangan baru dalam upaya pelestarian budaya. Namun, di sisi lain, teknologi digital juga membuka peluang besar untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan pemahaman tentang budaya Papua di seluruh dunia,” kata Agus seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Jubi di Jayapura, Papua, Sabtu (8/6/2024).
Agus menekankan pentingnya memanfaatkan platform digital untuk membagikan cerita-cerita, seni tradisional, musik, tarian, dan pengetahuan lainnya tentang budaya Papua kepada khalayak yang lebih luas, tanpa batas geografis. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai platform, seperti media sosial, website, dan aplikasi mobile.
Di tengah upaya pelestarian budaya Papua, Pemerintah juga membangun Papua Youth Creative Hub (PYCH) di Jayapura. PYCH menjadi bukti nyata dukungan pemerintah terhadap potensi luar biasa para pemuda Papua dalam mengembangkan bakat, kreativitas, dan inovasi mereka, baik dalam bidang fesyen, hiburan, musik, fotografi, teknologi, maupun bidang lainnya.
Hal ini sesuai dengan pesan dari Presiden Jokowi yang mengatakan “Saya tidak ingin pemuda kita hanya bercita-cita menjadi pegawai negeri. Saya ingin mereka mengejar passion mereka, baik dalam fesyen, hiburan, musik, fotografi, atau teknologi.”
Pesan Presiden Jokowi yang disampaikan kembali oleh Agus tersebut dapat menjadi semangat bagi para pemuda Papua untuk terus berkarya dan berinovasi.
Peluang pelestarian budaya Papua
Selanjutnya, dalam sesi diskusi kegiatan FLD 2024 di Semarang tersebut, para narasumber membahas tentang pelestarian nilai-nilai kearifan lokal dan budaya masyarakat Papua, terutama di era globalisasi dan modernisasi saat ini. Bahwa budaya Papua dihadapkan pada berbagai tantangan dan peluang.
Salah satu tantangan utama adalah rendahnya tingkat literasi digital masyarakat Papua. Hal ini membuat mereka sulit untuk mengakses informasi dan pengetahuan tentang budaya Papua melalui platform digital.
Selain itu, kesenjangan infrastruktur digital di Papua, juga menjadi penghambat dalam pemanfaatan teknologi untuk pelestarian budaya.
Namun, di tengah tantangan tersebut, terdapat peluang besar untuk melestarikan budaya Papua di era digital. Teknologi digital dapat digunakan untuk mempromosikan budaya Papua kepada khalayak yang lebih luas melalui berbagai platform digital seperti media sosial, website, dan aplikasi mobile.
Konten digital yang menarik dan informatif tentang budaya Papua dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kekayaan budaya Papua.

Influencer Papua Michael Jakarimilena mengatakan, peningkatan literasi digital juga menjadi kunci penting dalam pelestarian budaya Papua. Masyarakat Papua perlu diberdayakan dengan pengetahuan dan keterampilan untuk memanfaatkan teknologi digital secara bijak dan bertanggung jawab.
“Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai program pelatihan dan edukasi,” kata Jakarimilena dalam diskusi.
Mahasiswa Papua di Semarang, Sonny Asso mengatakan, pemberdayaan komunitas lokal juga menjadi faktor penting dalam pelestarian budaya Papua. Komunitas lokal dapat berperan dalam mengembangkan konten digital budaya Papua dan mempromosikannya kepada khalayak yang lebih luas.
Kerja sama multi-stakeholder dari berbagai pihak, seperti pemerintah, swasta, komunitas lokal, dan akademisi, juga diperlukan untuk mendukung upaya pelestarian budaya Papua di era digital.
“Dengan mengatasi berbagai tantangan dan memanfaatkan peluang yang tersedia, budaya Papua dapat dilestarikan dan diwariskan kepada generasi mendatang. Budaya Papua adalah kekayaan bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan,” kata Sonny Asso.
Disamping itu, para narasumber juga memberikan beberapa solusi konkret untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang pelestarian budaya Papua di era digital.
Solusi-solusi tersebut antara lain, pengembangan konten digital budaya Papua, perlu dikembangkan konten digital budaya Papua yang menarik dan informatif. Konten ini dapat berupa video, artikel, infografis, dan media lainnya yang dapat diakses melalui platform digital.
Solusi lain adalah peningkatan infrastruktur digital. Peningkatan infrastruktur digital di Papua perlu dilakukan agar masyarakat Papua dapat mengakses internet dengan mudah dan terjangkau.
Selain itu, perlu kerja sama multi-stakeholder. Pelestarian budaya Papua membutuhkan kerja sama multi-stakeholder dari berbagai pihak, seperti pemerintah, swasta, komunitas lokal, dan akademisi.
Harapan untuk masa depan
Dengan dukungan penuh dari Kominfo, diharapkan upaya pelestarian budaya Papua di era digital dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien. Budaya Papua yang kaya dan beragam akan terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Kegiatan FLD 2024 diharapkan dapat menjadi wadah yang berkelanjutan bagi masyarakat Papua untuk berdialog dan bertukar ide, tentang bagaimana melestarikan budaya dan kearifan lokal mereka di era digital. Acara ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya literasi digital dan partisipasi dalam demokrasi. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!