Sentani, Jubi –– Octow Entertainment kembali menggelar Baku Timba Fest atau Festival Baku Timba. Kali ini Baku Timba Fest yang bekerja sama dengan Pemkab Jayapura digelar setiap malam di Lapangan Apel Kantor Bupati Jayapura, Gunung Merah, Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.
Baku Timba Fest session 19 atau yang ke-19 ini mengusung tema ‘Semarak September’. Festival berlangsung selama 17 hari yang dibagi dua ‘part’ (bagian), yaitu Part 1 pada 20-29 Setember 2024 dan Part 2 dari 30 September hingga 6 Oktober 2024.
Sebanyak 55 tenda pedagang berbagai jenis makanan dan minuman sudah terisi sejak hari pertama festival, Jumat (20/9/2024) sore. Pada malam harinya sudah banyak pengunjung memenuhi arena.
Penjabat Bupati Jayapura Semuel Siriw hadir membuka acara dengan santai pada Sabtu (21/9/2024) malam. Ia menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada penyelenggara yang sudah beberapa kali melaksanakan festival yang sama, namun dengan konsep dan tema berbeda.
Tujuan festival, kata Semuel Siriw, memberikan ruang dan kesempatan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Ini kesempatan yang sangat berharga bagi ‘kitong’ (kita) punya mama-mama dan pemuda untuk menampilkan apa yang menjadi produk usaha mereka,” katanya.
Semuel mengingatkan kepada penyelenggara agar senantiasa melibatkan UMKM lokal dengan produk mereka. Ia menjelaskan pada Festival Bahari Tanah Merah yang lalu ada produk lokal yang sangat istimewa yang dijumpai di sana, yaitu martabak dan kue terang bulan yang dibuat dengan bahan bakunya dari sagu.
“Selain kue sagu, ada stik sagu, bahkan keripik yang diolah berbahan dasar sagu. Keripik pisang, keripik ikan tuna, dan masih banyak produk lokal lainnya yang diharapkan juga mendapat tempat dan kesempatan di Baku Timba Fest ini,” ujarnya.
Semuel juga mengisahkan pengalamannya ketika melakukan medical check up di luar Papua. Ada seorang pasien yang sedang dirawat karena kadar gula di dalam darahnya meningkat.
“Pasien tersebut tidak diberikan obat apa-apa, hanya dianjurkan kembali ke Papua dan memakan papeda (sagu) selama sebulan. Setelah sebulan, pasien tersebut kembali memeriksa gula darahnya dan sudah kembali normal,” katanya.
Penjabat Bupati berpesan agar Festival Baku Timba yang rutin dilaksanakan tersebut dapat mengakomodir para pelaku usaha atau UMKM lokal agar berpartisipasi secara bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah maju dan berkembang.
Menurutnya, kegiatan seperti ini tidak terpisahkan dari program nasional yang saat ini sedang dilaksanakan, yakni menekan angka inflasi daerah.
“Pengusaha lokal ikut berpartisipasi dengan tujuan agar perekonomian keluarga mereka bisa berjalan dengan baik dan usaha mereka juga meningkat,” katanya.
Siriwa berharap Baku Timba Fest juga bisa diselenggarakan di tempat lain di Kabupaten Jayapura agar terbuka kesempatan bagi UMKM lokal terlibat secara aktif.
“Kita sudah menyelenggarakan Festival Danau Sentani, Festival Bahari Tanah Merah, dan festival lainnya dengan tempat dan waktu yang berbeda-beda dan festival seperti ini diharapkan juga dapat berlangsung tidak hanya di Gunung Merah saja tetapi bisa berkeliling di wilayah Kabupaten Jayapura,” katanya.
Pemimpin Octow Entertainment, Octovianus Worabay mengatakan Octow Entertainment telah melaksanakan Baku Timba Fest sebanyak 19 kali di berbagai tempat, baik di Kota Jayapura maupun di Kabupaten Jayapura. Selain itu juga menyelenggarakan dua festival yang berbeda nama dan tema, sehingga Octow Entertainment terhitung sudah menyelenggarakan 21 kali festival.
“Festival Baku Timba kali ini mengusung tema ‘Semarak September’ karena ada sejumlah momen penting di bulan September,” ujarnya.
Ia menjelaskan peserta yang terlibat pada Baku Timba Fest Semarak September kali ini terdiri dari UMKM dari Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura dengan total 55 tenda.
“Kita harapkan dengan kegiatan festival ini bersama bisa saling berbagi semangat dan gotong royong di antara para pengusaha, sehingga tercipta pemerataan dan saling ‘support’ dalam melakukan usaha masing-masing,” katanya.
Sipora Sorontouw, pelaku usaha kuliner di Kabupaten Jayapura mengatakan Baku Timba Fest sangat bagus sebagai ajang promosi produk UMKM lokal, jika ada investor yang hadir bisa bertemu langsung dengan produsen produk.
Dalam hal ini, kata Sipora, Pemkab Jayapura harus jeli melihat peluang, seperti bekerja sama dengan penyelenggara Festival Baku Timba untuk melaksanakan festivalnya setiap bulan.
“Agar geliat dan keaktifan para pelaku UMKM terlihat dan berkembang dengan baik, kegiatan perekonomian juga tidak terputus, bahkan saling menguntungkan satu dengan lain,” ujarnya.
Menurut Sipora, jika festival hanya dilakukan sekali dengan waktu seminggu, para pelaku UMKM akan kembali seperti awal lagi. “Mengusahakan apa yang diusahakannya, sudah tidak bisa berjalan alias mati suri,” ujarnya.
Sipora menjelaskan sewa tenda sebesar Rp3 juta di Baku Timba Fest bukan sesuatu yang memberatkan. Sebab ketika produk yang dijual laku, terjual setiap malam selama festival yang ramai dikunjungi orang, maka itu tidak masalah.
“Minimal setiap malam ada pemasukan dari penjualan produk sebesar Rp500 ribu hingga Rp700 ribu, jika festival berjalan selama 10 hari maka modal pembayaran tenda bisa kembali, sisanya untuk operasional dan modal. Tetapi dengan cara patungan juga bisa, hanya saja tempat jualan atau tendanya sangat kecil dan aktivitas jadi terbatas,” katanya.
Dari pantauan Jubi pada malam pembukaan, ada 55 buah tenda UMKM peserta festival. Tenda-tenda tersebut terdiri dari kelompok usaha kuliner makanan dan minuman berbagai cita rasa. Kemudian satu tenda produk pakaian dan dua mobil VW barista kopi. Sementara keterlibatan UMKM lokal (Orang Asli Papua) hanya satu tenda. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!