Jayapura, Jubi -Ikatan Mahasiswa Pelajar dan Pemuda Suku Ketengban Kabupaten Pegunungan Bintang mendesak pemerintah pusat untuk membatalkan rencana program transmigrasi ke Papua.
Program transmigrasi yang dicanangkan pemerintah ke Papua diduga akan berdampak pada hilangnya ras, etnis dan sumber daya alam.
“Tidak ada solusi untuk program transmigrasi, untuk itu pemerintah daerah bersama Pemerintah Republik Indonesia harus bekerjasama untuk membicarakan soal transmigrasi ini bagaimana baiknya karena kami tidak akan terima program itu di Papua,”kata Ketua Ikatan Mahasiswa Pelajar dan Pemuda Suku Ketengban Kabupaten Pegunungan Bintang Wiily Soll dalam diskusi di Kota Jayapura, Papua, Selasa (05/06/2024).
Menurutnya saat ini yang dibutuhkan orang Papua adalah pelayan kesehatan yang baik, pendidikan yang baik dan memastikan tidak ada lagi pelanggaran Hak Asasi Manusia atau HAM di Tanah ini.
Perwakilan perempuan Suku Ketengban Merry Bitibalyo menyampaikan program transmigrasi akan mengakibatkan orang Papua kehilangan sumber daya alam, ruang hidup sempit dan pembabatan hutan semakin luas.
“Jadi, menurut kami kalau kita terima transmigrasi berarti kita punya ras ini lama-kelamaan akan punah, dan kita akan dikemanakan, cukup sudah transmigrasi pada masa kepemimpinan Soeharto,”katanya.
Sejak berlangsungnya UU Otsus pada 2001, ia tidak melihat orang Papua menjadi sejahtera di tanahnya, karena walau tanpa program transmigrasi jumlah penduduk Papua terus bertambah akibat migrasi penduduk dari luar Papua.
“Mereka tidak boleh seenaknya karena kepentingan, sebagai perempuan kalau kita lihat mereka selalu bergantung ke alam jadi pemerintah harus pertimbangkan lagi soal transmigrasi ini,”kata Merry
Sekretaris Jenderal Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Oknim Papua, Ferry Tengket menegaskan pentingnya untuk menyikapi dan menolak program transmigrasi.
Menurutnya transmigrasi bukan memindahkan manusia,tapi juga memikirkan manusia Papua, Papua ini bukan tanah kosong.
“Orang Papua tidak akan pindah ke Jakarta atau atau ke tempat lain di Pulau Jaw.Kami lahir di sini, hidup dan makan di tanah ini nantinya meninggal juga di sini lalu di kubur di sini. Jadi kami minta supaya tidak ada transmigrasi untuk datang ke papua,”katanya
Pesan juga untuk pemerintah, daerah jangan tinggal diam, harus jeli melihat hal ini karena akan mendatangkan kerugiannya besar bagi masyarakat lokal Papua. Maka dari itu apa isi hati masyarakat pemerintah harus peduli dan harus mendukung, jangan semena-mena tanpa ada aturan yang jelas bawa orang datang ke sini.
Ferry juga mengungkapkan kekecewaannya pada presiden terpilih, Prabowo Subianto. “Saat pemilihan, orang Papua memilih Prabowo dengan penuh harapan. Namun, setelah dilantik, kebijakan pertamanya justru mengecewakan kami,” ungkapnya.
“Setelah diberikan kepercayaan, malah disalahgunakan. Karena itu, kami mahasiswa Suku Ketengban menolak program transmigrasi,” katanya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!