Sentani, Jubi – Anak-anak masih menggemari aneka permainan tradisional sebagai pengisi waktu senggang, di Asei Pulau, Kampung Asei Besar, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura. Adu kelereng, yoyo, patah kaleng, dan lompat tali karet adalah sebagian dari aneka permainan favorit mereka.
Geard Ongge, 12 tahun, mengatakan dia biasa bermain bersama teman sebayanya, selepas pulang dari sekolah. Mereka menuju sebuah tanah lapang atau halaman luas untuk bermain.
“Tong [kami] juga biasa pergi molo-molo [menyelam] untuk menembak ikan di Danau [Sentani] sampai sore. Setelah itu, baru bermain bola ataupun patah kaleng,” kata Ongge saat ditemui di kediamannya, Jumat pekan lalu.
Ongge, dan kawan-kawan juga kerap bermain lompat tali karet, kartu gambar, ketapel, yoyo, lato-lato hingga masak-memasak. Mereka memainkannya tanpa pernah jenuh.
“Tong [kami] hanya perlu atur waktu dan menyesuaikan [kondisi] cuaca. Saat [cuaca] masih panas, tong biasa main karet, wayang [kartu gambar], dan masak-masak,” ujar Ongge.
Tidak hanya untuk, dan oleh anak, permainan tradisional juga ada yang melibatkan orang yang lebih tua dari mereka. Permainan itu ialah masak-memasak.
Aktivitas pada permainan masak-memasak tidak ubah seperti memasak makanan sehari-hari di rumah ataupun saat berkemah. Mereka menyiapkan semacam dapur umum di tempat terbuka. Para pemainannya kemudian berbagi tugas, dan tanggung jawab dalam mencari bahan baku, menyiapkan hingga menyajikan makanan untuk disantap bersama.
“Ada yang menyiapkan beras, sayur, ikan, minyak goreng, dan aneka bumbu masakan. Setelah semua terkumpul, tong menyeberang ke pulau kecil,” kata Denias Ohee, 13 tahun.
Pulau kecil yang mereka tuju berjarak sekitar 30 meter dari perkampungan. Sesampai di sana, mereka pun memasak bahan makanan, dan membakar ikan untuk disantap bersama.
“Hampir setiap pekan kami memainkan itu [masak-memasak di pulau kecil]. Seru! karena tong kerjakan [persiapkan] dan masak bersama-sama,” ujar Ohee.
Cegah kencanduan gim
Bagi Elisabeth Yota, permainan paling mengasyikan ialah lompat tali karet, dan tali masuk. Lompat tali karet dimainkan dengan cara melompati rintangan berupa tali dari anyaman karet gelang.
Adapun tali masuk ialah permainan yang melibatkan dua pemain sebagai pemutar ke dua ujung seutas tali. Pada saat tali diputar, pemain lain masuk secara bergilir untuk berlompat-lompat dalam putaran tersebut.
.
“Pemainnya biasa lebih dari enam orang. Lompat [tali] karet rata-rata dimainkan perempuan, sedangkan tali masuk baru mereka [lelaki] biasa ikut main,” kata Yota.
Kegemaran Yota berbeda dengan Theresia Yolemal. Bagi Yolemal, permainan paling menyenangkan ialah patah kaleng. Jenis permainan tersebut melibatkan dua kelompok pemain dengan menyusun kaleng bekas sehingga menyerupai piramida.
Setiap kelompok kemudian bergantian melempari dan melindungi susunan kaleng itu dari serangan lawan main. Mereka biasa menggunakan sandal jepit sebagai alat pelempar.
“Kalau dong [pemain lawan] berhasil menjatuhkan kaleng, kelompok itu [penjaga] harus menyusunnya kembali. Kelompok penjaga [pada gilirannya] juga akan melempari susunan kaleng [yang dijaga kelompok pelempar sebelumnya] dengan sandal. Permainannya seru dan lucu!,” kata Yolemal.
Rina Kristina, 46 tahun, warga Asei Pulau mengatakan anak-anak kampung setempat memang gemar bermain bersama di lapangan terbuka. Mereka tidak ada yang kecanduan gim daring meskipun sinyal internetnya lancar.
“Sampe di rumah [sepulang dari sekolah], mereka hanya taruh tas, dan baju sekolah, serta makan siang. Setelah itu, [mereka] baku cari teman untuk diajak bermain,” kata Rina.
Rina bersyukur anak-anak tersebut tidak kecanduan gim daring di telepon seluler. Menurutnya, kecanduan gim daring dapat merusak mental anak.
“Sa biasa lihat di kota, dong [anak-anak] kumpul [bermain gim daring dari telepon seluler]. Mereka berteriak dan memaki karena temannya curang atau menggangu permainnya,” kata Rina.
Dia mengaku para orang tua ada juga yang memarahi anak karena lebih sering bermain di luar sehingga tidak bisa membantu mereka di rumah. Akan tetapi, ada pula yang justru mendukung karena aktivitas bermain bersama di luar rumah dapat menjauhkan anak dari dampak buruk penggunaan telepon seluler. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!