Jayapura, Jubi – Penjabat Wali Kota Jayapura, Frans Pekey, mengatakan gempa yang terjadi di ibukota Provinsi Papua tersebut sejak tiga hari lalu belum menunjukkan trend penurunan atau normal.
“Belum ada trend menunjukkan penurunan atau belum stabil atau masih akan terjadi,” ujar Pekey saat mengunjungi kantor BMKG Wilayah V Jayapura di Entrop, Rabu (4/1/2023).
Gempa di Kota Jayapura mulai dirasakan masyarakat sejak Senin (2/1/2023) pukul 03.24 Waktu Papua, dengan kekuatan 4,9 Skala Richter, 16 Km timur laut Kota Jayapura, dengan kedalaman 10 Km.
“Informasi dari BMKG, gempa di Kota Jayapura sudah terjadi sebanyak 270 lebih [gempa susulan] sejak Senin dini hari, dan 33 di antaranya yang dirasakan masyarakat,” ujarnya.
Masyarakat diminta tetap waspada dan siaga atas situasi gempa yang tidak bisa diprediksi karena belum menunjukkan penurunan atau normal.
“Tidak terprovokasi terutama isu tsunami akibat gempa. Pemerintah Kota Jayapura meminta warga lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap gempa, terutama warga yang bermukim di lereng gunung karena berpotensi longsor,” ujarnya.
Pekey minta masyarakat mencari informasi yang resmi dari instansi terkait seperti BMKG dan BPBD supaya informasi yang diperoleh akurat atau benar.
Kepala Bidang Observasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura, Danang Pamuji, mengatakan frekuanesi kejadian gempa masih naik turun.
“Gempa bumi adalah kejadian alam yang muncul secara tiba-tiba. Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga,” ujarnya. (*)