Jayapura, Jubi – SMA Negeri 4 Jayapura kini sudah berkembang pesat. Dulunya, sekolah yang terletak di kawasan Entrop, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Provinsi Papua itu dianggap tak menarik karena lokasinya kerap dilanda banjir parah.
Di usianya yang memasuki 26 tahun, SMAN 4 Jayapura perlahan bertransformasi menjadi sekolah berprestasi, baik secara akademik maupun non-akademik.
Tahun ajaran 2022/2023 menjadi tahun pertama SMAN 4 Jayapura memulai Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) Jalur Mandiri Berubah dari tiga pilihan selain Mandiri Belajar dan Mandiri Berbagi yang ditawarkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). SMAN 4 Jayapura mengelolanya secara mandiri karena tak mendapatkan dana dari kementerian.
Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan, lingkungan belajar, dan minat bakat peserta didik.
Jalur Mandiri Berubah merupakan satuan pendidikan menggunakan struktur kurikulum merdeka dalam mengembangkan kurikulum satuan pendidikannya dan menerapkan prinsip-prinsip kurikulum merdeka dalam melaksanakan pembelajaran dan asesmen.
Karakteristik Kurikulum Merdeka di antaranya pengembangan soft skills dan karakter melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), fokus pada materi esensial dan pembelajaran yang fleksibel.
Ada dua proyek yang telah dilaksanakan SMAN 4 Jayapura pada semester lalu, yakni proyek penguatan profil Pelajar Pancasila, kewirausahaan, dan gaya hidup berkelanjutan yang diterapkan pada siswa kelas X. Pada semester tahun ini, mereka berencana melanjutkan dua proyek P5 Bhinneka Tunggal Ika dan Kearifan Lokal.
Implementasi Kurikulum Merdeka tidak diwajibkan kepada sekolah-sekolah di Indonesia. Sifatnya hanya sebuah opsi sesuai dengan kesiapan masing-masing sekolah.
“Tidak ada transformasi proses pembelajaran kalau kepala sekolah dan guru-gurunya merasa terpaksa. Satuan pendidikan dapat memilih untuk mengimplementasikan kurikulum berdasarkan kesiapan masing-masing. Kunci keberhasilan sebuah perubahan kurikulum adalah kalau kepala sekolah dan guru-gurunya memilih untuk melakukan perubahan tersebut,” kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Makarim, dikutip dari laman Kemdikbud.go.id.
Meneladani Filosofi Ki Hadjar Dewantara
Saban harinya, Anton Djoko Martono berangkat pagi-pagi ke sekolah mendahului para siswa. Sebagai kepala sekolah di SMAN 4 Jayapura, Anton ingin memberikan contoh yang baik kepada para pengajar dan anak didiknya.
Pengabdian Anton pada dunia pendidikan di Papua, khususnya Kota Jayapura, sudah berlangsung lama. Sekitar 32 tahun ia mengabdi sebagai pengajar dan berpindah-pindah tugas di sekolah negeri maupun swasta/yayasan.
Tahun 2016, ia pertama kali diangkat sebagai Kepala Sekolah di SMAN 3 Jayapura. Ia kemudian dinyatakan lulus tes sebagai pelaksana program sekolah penggerak, yang membuat sekolah berpola asrama itu ditetapkan sebagai sekolah penggerak.
Enam tahun setelahnya, Anton dipindahtugaskan ke SMAN 4 Jayapura. Di sanalah ia kemudian melanjutkan mimpi-mimpinya, merintis pelayanan dan mutu pendidikan yang berkualitas sesuai dengan kebermanfaatan kurikulum merdeka yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Makarim.
Menurut Anton, banyak nilai positif dari Implementasi Kurikulum Merdeka sebagaimana teladan dari Ki Hadjar Dewantara, pahlawan pendidikan yang memiliki filosofi mendidik itu bersifat humanisasi atau proses memanusiakan manusia.
“Kemerdekaan dalam pendidikan, implementasinya kita mengajar sesuai dengan kebutuhan dan minat anak-anak. Intinya itu. Kita tidak bisa memaksakan seperti di zaman dulu, harus A atau B. Tapi bagaimana kita membentuk kesepakatan-kesepakatan belajar sebelum memulai pembelajaran. Yang diinginkan seperti apa, tugasnya seperti apa, dan model pembelajarannya seperti apa,” ujarnya.
Mengutip pemikiran Ki Hadjar Dewantara, Anton menyebut pendidikan itu harus sesuai dengan kodratnya, baik kodrat alam maupun kodrat zaman, mengikuti perkembangan zaman dan tidak bisa dipaksakan dengan gaya pendidikan yang kaku.
“Untuk bisa mendapatkan keberhasilan dalam implementasi kurikulum merdeka ini kita harus memulainya dari kita dulu, dari gurunya, jadi bagaimana guru-guru itu merubah mindset anak-anak, menyikapi tidak boleh antipati terhadap perubahan karena dinamika perubahan kurikulum itu merupakan sesuatu yang harus kita terima,” tuturnya.
Ia mengakui, dalam tahapan IKM belum sepenuhnya membawa perubahan total pada peserta didik di SMAN 4 Jayapura, karena mindset tidak bisa diubah dalam waktu sekejap. Apalagi, dalam praktik awal tahun, sempat terhadang oleh bencana gempa bumi yang dirasakan selama dua bulan lamanya, yang membuat seluruh sekolah di Jayapura memberlakukan belajar daring.
“Kita berhasil meloloskan dua orang guru jadi guru penggerak. Guru penggerak kita sebelumnya baru satu orang, sekarang sudah bertambah dua. Pelaksanaan implementasi kurikulum merdeka tidak bergantung dari banyaknya guru penggerak. Tapi bagaimana kualitas pelayanannya dari guru penggerak itu sendiri. [Meski] banyak guru penggerak belum tentu bisa terlaksana dengan baik,” ucapnya.
Banjir Prestasi
Baru seumur jagung mengimplementasikan kurikulum merdeka, SMAN 4 Jayapura menembus dimensi baru. Sekolah yang dulunya bercitra tak menarik karena kerap diterjang banjir, perlahan mulai memanen prestasi. SMAN 4 Jayapura memfasilitasi semua yang berkaitan dengan minat bakat peserta didiknya.
“Talenta yang mereka miliki menjadi prioritas. Jadi kalau dulu orang mengenal sekolah ini sebagai sekolah banjir, kita tetap ingin dengan sebutan itu tapi dengan makna berbeda banjir prestasi. Jadi ini sudah sekitar tujuh sampai delapan bulan anak-anak kita membuahkan prestasi,” ungkap Anton.
Pada akhir tahun lalu, tim softball putri SMAN 4 Jayapura merebut juara 1 nasional tingkat SMA. Mereka juga dinobatkan sebagai satu di antara sekolah terbaik tingkat nasional dalam giat Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Adaptif Merdeka tahun 2022. Juara 1 dan 2 lomba cerdas cermat MIPA dan Komputer. Dan teranyar, juara 2 nasional lomba karya tulis ilmiah di Universitas Negeri Yogyakarta pada Maret 2023.
Tim softball putri SMAN 4 Jayapura bahkan menjadi kerangka tim Papua untuk ajang Pra-PON. Begitu pula dengan tim futsalnya yang mengirimkan lima pemain ke tim futsal Papua yang disiapkan untuk ajang Pra-PON.
Anton menyebut prestasi-prestasi yang diraih oleh peserta didiknya itu merupakan tujuan keberhasilan implementasi kurikulum merdeka.
“Kita persilakan dan dorong mereka sesuai dengan minat bakat masing-masing. Jadi kita tidak boleh paksakan kemauan mereka. Dan tidak boleh ada kata larangan tidak atau jangan kepada mereka. Jadi tidak boleh kaku walaupun kita memang masih dalam tahap belajar dalam implementasi kurikulum merdeka,” ujarnya.
Menghadirkan Kenyamanan
Subiyanto, guru penggerak dan guru Kimia yang juga selaku Wakil Kepala SMAN 4 Jayapura bidang kurikulum, mengatakan sudah menjadi tugas dia untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka yang sudah berjalan sejak semester tahun lalu.
“Meskipun kita secara mandiri, berbeda dengan sekolah-sekolah penggerak, kita tidak mendapatkan dukungan dana dari pemerintah. Kita murni mandiri dengan keinginan kita dan mau belajar untuk bisa mengimplementasikan kurikulum merdeka. Selama tujuh bulan masih banyak kekurangan tapi kita berusaha untuk semaksimal mungkin sehingga implementasi kurikulum merdeka bisa berjalan dengan baik,” kata dia.
Subiyanto menuturkan dalam praktik implementasi kurikulum merdeka yang dijalankan, guru penggerak dan tenaga pengajar di SMAN 4 Jayapura diminta mengusung inovasi kenyamanan. Hal itu dilakukan untuk menekan dampak kebosanan yang cenderung dialami peserta didik saat menjalani program belajar.
“Pembelajaran kalau hanya teori akan kurang menarik dan bisa berpotensi menimbulkan kebosanan kepada para siswa. Jadi saya mendorong untuk bisa menerapkan pembelajaran berbasis praktikum sehingga anak-anak bisa paham tidak hanya sekadar teori,” bebernya.
“Kelebihan dari kurikulum ini materinya memang disederhanakan dan tidak seluas materi di kurikulum 2013. Tujuannya memang singkat tapi penguasaan materi mereka lebih mendalam. Intinya memang kita ingin para siswa bisa nyaman dalam belajar biar mereka tidak merasa dipaksakan sehingga bisa belajar dengan baik.”
Daniel, siswa kelas X SMAN 4 Jayapura, mengaku senang dengan program IKM. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Kewirausahaan yang diterapkan sekolahnya membuat dia dan rekan-rekannya nyaman karena mendapatkan model pendidikan yang berbeda dan tidak kaku.
“Nyaman sih. Sementara ini sudah ada dua yang kita jalani, Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Kewirausahaan Berbeda dan tidak kaku. Pemahamannya lebih luas,” kata Daniel. (*)