Jayapura, Jubi – Sub Koodinator Bidang Pelayanan Jasa Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura, Ezry Ronsumbre, mengatakan curah hujan di Kota Jayapura akan mencapai puncaknya pada Februari 2023.
“Aktifnya fenomena iklim global La Nina dengan kategori ringan hingga sedang serta telah menguat angin Monsoon Baratan [Monsoon Asia] yang telah mendominasi sebagian besar wilayah Papua,” ujar Ronsumbre di kantor BMKG Wilayah V Jayapura, Rabu (4/1/2023).
Dengan peningkatan kejadian dan intensitas hujan dapat berdampak pada peningkatan kejadian bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor.
“Terutama pada wilayah yang mengalami penurunan daya dukung lingkungan. Berdampak pada bencana seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang,” ujarnya.
Wilayah Kota Jayapura sudah memasuki peningkatan curah hujan sejak awal Desember 2022 dan diprediksi akan mencapai puncaknya pada Februari 2023.
“Intensitas sedang hingga tinggi agar tetap waspada. Tetap waspada dan siaga serta meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan informasi yang resmi agar tetap aman dan nyaman,” ujarnya.
Ronsumbre menambahkan hujan ekstrim adalah hujan dengan curah hujan lebih dari 150 mm/hari. Curah hujan lebat berkisar 50-100 mm/hari, karena aktif nggak jadi sejumlah fenomena dinamika atmosfer.
Kepala BPBD Kota Jayapura, Asep, mengatakan untuk mengatasi perubahan iklim, yaitu dengan menanam pohon, melestarikan lingkungan, menerapkan 3R yakni reduce, reuse, dan recycle.
“Kami selalu melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana alam agar tidak menyembuhkan korban jiwa dan kehilangan harta benda,” ujarnya. (*)