Jayapura, Jubi – Direktur Utama PT AMJ Robongholo Nanwani (Perseroda) Entis Sutisna mengatakan pemanfaatan air Danau Sentani di Kabupaten Jayapura sebagai bahan baku untuk kebutuhan air bersih, masih terkendala lahan.
“Lahan untuk pembangunan water treatment atau instalasi pengolahan air agar bisa dimanfaatkan masyarakat,” ujar Entis di Jayapura, Minggu (28/5/2023).
Sejak 20 tahun terakhir belum ada penambahan kapasitas air bersih (masih 895 liter per detik) melalui sumber-sumber air yang sudah ada, yang menyebabkan perusahaan kesulitan mendapatkan tambahan pasokan air bila sedang musim kemarau.
“Utuk lahan sih memang penyiapannya di atas satu hektare. Mungkin yang kita siapkan nanti maksimal 1,5 hektare. Saya kira itu sudah cukup untuk memenuhi cadangan air untuk kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Guna mempercepat penyiapan lahan tersebut, PT AMJ Robongholo Nanwani sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat untuk lahan water treatment yang berada 300 meter di atas permukaan laut.
“Lahannya sudah ada, namun masuk dalam kawasan cagar alam. Setelah berkoordinasi dengan BKSDA dan Dinas Kehutanan Provinsi Papua, kami harus menggeser sekitar 300 meter dari jarak semula yang kita rencanakan,” ujarnya.
Adanya pergeseran lahan tersebut, otomatis PT AMJ Robongholo Nanwani kembali ke semula (persiapan, komunikasi, perencanaan) sehingga membutuhkan waktu tidak sedikit.
“Kami berharap dukungan dari pemerintah daerah dan pihak-pihak lain agar nanti penyiapan lain. Otomatis ini membutuhkan waktu, karena kemarin kita sudah yakin tinggal membayar saja, namun ternyata sekarang harus digeser,” ujarnya.
Entis menambahkan air baku Danau Sentani sebanyak 300 liter per detik sekali produksi, atau 3-6 jam sudah bisa dimanfaatkan masyarakat menjadi air bersih guna memenuhi berbagai kebutuhan.
“Kami tidak melakukan produksi secara terus menerus dalam memanfaatkan air Danau Sentani atau 1×24 jam sekali produksi sebagai upaya memastikan penambahan kapasitas produksi saja,” jelasnya. (*)