Jayapura, Jubi – Para peserta didik SMP Negeri 2 Jayapura, Kota Jayapura, mengikuti program presisi saat mendapatkan kunjungan dari anggota tim perumus program presisi dan supervisor presisi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Indonesia, Susilo Adinegoro.
Sharing pembelajaran berbasis projek yang mendekatkan siswa dengan kondisi sekitarnya itu berlangsung di lingkungan SMP Negeri 2 Jayapura yang turut dihadiri kepala sekolah, wakasek kurikulum, pendamping, dan guru pendamping program presisi.
“Saya memberikan apresiasi setinggi-tingginya karena SMP Negeri 2 Jayapura ini mampu melaksanakan program presisi dengan baik,” ujar anggota tim perumus presisi Susilo Adinegoro di SMP Negeri Jayapura, Kamis (6/10/2022).
Dikatakannya, ini adalah tahun kedua bagi SMP 2 Jayapura dalam melaksanakan program presisi dan dampaknya sangat luar biasa terhadap pembelajaran siswa dan guru terutama seni budaya lebih mendalam.
Siswa-siswi mampu berinovasi dalam pembelajaran kontekstual berbasis seni budaya melalui program presisi dan guru serta sekolah memfasilitasi ide dan gagasan siswa sehingga terlaksana.
“Pembelajaran kontekstual ini berdampak baik bagi peserta didik karena tertantang untuk mencari sendiri sumber belajar yang tidak hanya dari buku tapi juga dari alam.”
“Program ini (presisi) membuat siswa menjadi mandiri dan tidak hanya fokus pada hasil pembelajaran tapi lebih pada prosesnya saat siswa belajar dari lingkungan sekitarnya,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, peserta didik mempunyai kepedulian dengan mengembangkan seni budaya, yang proses pembelajaran melalui presisi harus diimbangi oleh sekolah dan guru untuk memfasilitasi sehingga siswa mampu berkembang.
“Program presisi ini bisa berkolaborasi dengan bidang studi yang lain. Pendidikan karakter itu adalah tindakan atau dijalani dan dialami. Tujuan belajar adalah menuju kebahagiaan yang setinggi-tingginya.”
Susilo berharap, SMP Negeri 2 Jayapura menjadi pilot projek atau model bagi sekolah lain dalam pelaksanaan program presisi berbasis seni budaya agar meningkatkan inovasi dan kreativitas siswa maupun guru.
Seorang siswa kelas 9 E di SMP Negeri 2 Jayapura, Marichuy Ester Meresin mengaku awalnya mengikuti program presisi biasa saja, namun setelah semakin dalam memahami ternyata presisi menarik dan seru untuk diikuti.
“Bisa menambah pengalaman dan informasi yang belum diketahui. Misalnya saya belajar lukisan kulit kayu, awalnya hanya lukisan biasa tapi sebenarnya ada banyak makna yang terkandung dalam lukisan itu,” ujarnya.
Menurutnya, lukisan kulit kayu hanyalah sebuah karya seni yang dibuat oleh masyarakat khususnya perajin, namun terkandung lebih dari seni budaya.
“Ada filosofi yang harus dipelajari sehingga menambah pengetahuan dan wawasan untuk lebih menghargai seni budaya asli Papua. Saya berharap ke depannya seni budaya Papua lebih lebih banyak dikenal orang, tapi juga memberikan dampak ekonomi bagi pengrajin lukisan kulit kayu,” ujarnya.
Kepala SMP Negeri 2 Jayapura, Dorthea Carolien Enok mengatakan, program presisi adalah model pembelajaran yang relevan sesuai lingkungan sekitar dan menambah kreatifitas siswa serta mendorong guru untuk mencari sumber pengetahuan baru.
“Kegiatan ini sangat baik dan berharga, karena berfokus pada siswa menggali semua hal-hal baru yang didapatnya sesuai dengan tema kami, yaitu kemaslahatan kulit kayu,” ujarnya.
Dikatakannya, sekolah siap memfasilitasi dengan membuat kolaborasi dari semua yang didapatkan dari program presisi yang sudah didapat siswa, baik video dokumenter, melukis, cerita budaya.
“Kami sangat mendukung sekali karena terintegrasi dengan semua mata pelajaran, dari kulit kayu siswa bisa belajar seni budaya dan kerajinan serta ada prakarya, filosofi dari kulit kayu berarti pelajaran IPS atau tentang sejarah, dan matematika terkait alat peraga, pupuk belajar tentang IPA, bangga karena ciptaan Tuhan terkait dengan pembelajaran agama.”
“Sangat luar biasa sekali model pembelajaran presisi bagi kami dan anak-anak juga tumbuh dan berkembang karakter sesuai pembelajaran. Saya berharap semua guru bisa berkolaborasi dan berkomunikasi untuk menjadikan model pembelajaran ke depannya supaya SMP Negeri 2 Jayapura tetap jaya dan jaya,” jelasnya. (*)