Jayapura, Jubi – Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Papua, melaksanakan pertemuan perancangan atau perumusan Raperda Stunting yang akan dibahas pada 2023 dalam rangka percepatan penurunan angka stunting.
“Satu saja anak yang stunting maka kalah bersaing di masa depan. Kalau anak pendek, konsentrasi belajar kurang sehingga tidak bisa berdaya saing,” ujar Kadinkes Kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari, di Grand Abe Hotel, Kamis (10/11/2022).
Pemerintah Kota Jayapura telah melakukan penanganan, dengan cara rembuk stunting berupa aksi untuk meningkatkan pelayanan bayi, balita, ibu hamil dan menyusui, sehingga sehat baik dalam kandungan hingga melahirkan.
“Anak mengalami stunting karena kurangnya asupan gizi seimbang, sehingga anak gagal tumbuh dengan baik atau lebih pendek dari anak seusianya,” ujar Antari.
“Intervensi lingkungan, punyai jamban sehat, pemberian makana sehat, balita di timbang di 213 posyandu terus menerus dilakukan, dengan tujuan menjamin kesehatan masyarakat agar aman dan nyaman beraktivitas,” imbuhnya.
Antari juga mengatakan dua kali dalam setahun dipantau tumbuh kembang anak atau penimbangan berat badan bayi dan balita termasuk ibu hamil dilakukan setiap bulan agar memastikan kesehatan hingga melahirkan.
Antari berharap pertemuan perancangan atau perumusan Raperda Stunting, setiap setiap sektor baik OPD di lingkungan Pemkot Jayapura agat berperan, dengan maksimal untuk mengikat konsisten lagi kerja dan partisipasi.
“Contohnya di kampung ada indeks desa membangun untuk meningkatkan SDM dalam membangun kampung. Jumlah stunting 11,5 persen atau 900 hingga 30 September. Kami sudah ada Perwal Nomor 31 Tahun 2021,” jelasnya.
Antari menambahkan orang tua wajib memperhatikan gizi mulai dari kandungan hingga 1.000 hari kelahiran, agar anak tidak mengalami stunting agar tidak berdampak pada tumbuh kembang anak.
Narasumber dari perancang peraturan perundang-undangan di Kementerian Hukum dan HAM, Jhon Charles Sinambela, mengatakan perancangan Raperda Stunting adalah turunan dari Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021.
“Kami sudah menyusun rancangan akademisnya. Membahas sekaligus mendapatkan masukan apa saja penyebab stunting yang masih stagnan, apakah ketersediaan sanitasi, air bersih, dan lain-lain,” jelasnya. (*)