Jayapura, Jubi – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Jayapura, Jean Hendrik Rollo, mengatakan kebutuhan telur di ibukota Provinsi Papua itu sebanyak 60 persen bisa dipenuhi dari produksi telur lokal.
“Kita ada empat industri telur. Satu industri telur bisa menghasilkan 1600 butir setiap hari,” ujar Jean Rollo, di Koya Barat, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Jumat (18/11/2022).
Ketersediaan telur lokal mampu menekan keberadaan atau mengurangi permintaan telur ayam, yang didatangkan dari luar daerah atau antar pulau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Jayapura.
“Ini menyebabkan telur ayam tersedia di kota. Harga telur sekarang Rp60 sampai Rp65 ribu satu rak. Sebanyak 60 persen ketersediaan telur lokal mampu menekan inflasi walaupun hanya 0,1 persen,” ujarnya.
Pemerintah Kota Jayapura berharap dengan ketersediaan telur dapat menekan harga, apalagi saat hari-hari besar keagamaan harga telur bisa mencapai Rp75 ribu sampai Rp80 ribu satu rak.
“Kami berharap masyarakat makan telur lokal, karena segar dan sehat sebab baru panen langsung dipasarkan. Juga meningkatkan perekonomian terutama industri telur,” ujarnya.
Penjabat Wali Kota Jayapura, Frans Pekey, mengatakan terus berusaha menyediakan komoditas pangan agar tidak membebani masyarakat.
“Pemerintah kota dan tim pengendali inflasi daerah terus melakukan intervensi dan menjamin ketersediaan bahan pokok, baik telur ayam, ikan, cabe, bawang. Ini adalah pelayanan kami kepada masyarakat,” ujarnya.
Pekey berharap kepada industri telur agar tidak melakukan pengiriman ke luar daerah di Papua sebelum memenuhi kebutuhan telur ayam di Kota Jayapura.
Seorang peternak telur ayam di Koya Barat, Suroso, mengaku peternakannya mampu memproduksi telur hingga 1600 butir per hari.
“Di Papua ada 60 pengusaha telur ayam, dengan produksi 240 ribu butir per hari, sehingga mengurangi permintaan dari luar daerah. Kami upayakan agar dapat memenuhi kebutuhan dalam kota,” jelasnya. (*)