Merauke, Jubi – Pemerintah Provinsi Papua Selatan bersama Yayasan World Wide Fund for Nature – WWF Indonesia melaksanakan lokakarya bertajuk pengembangan sistem informasi data spasial dan rancang bangun pembangunan berkelanjutan di Provinsi Papua Selatan di Merauke, Rabu (29/3/2023).
Penyelenggaraan diskusi terfokus ini merupakan bentuk dukungan dan kolaborasi Yayasan WWF Indonesia dengan Pemerintah Provinsi Papua Selatan untuk menghadirkan sistem informasi tentang data geospasial yang dapat mendukung perencanaan pembangunan, dan setidaknya digunakan dalam pengambilan keputusan yang berbasis data ilmiah yang terstandardisasi atau dapat dipertanggungjawabkan.
“Pada kerangka kerja dengan Provinsi Papua Selatan yang periode waktunya kurang dari dua tahun dan kebutuhan dalam menyiapkan dokumen perencanaan pembangunan merupakan agenda Pemprov Papua Selatan, maka perlu didukung dengan penyiapan data dan informasi yang akurat,” Papua Program Manager Yayasan WWF Indonesia, Wika Rumbiak.
“Kebutuhan dalam pengembangan sistem informasi dan atau instrument screening tools akan sangat membantu pemerintah daerah. Selain itu, menilai cepat dalam kebijakan satu peta (KSP) sumber daya yang dapat dioptimalkan dan direkomendasikan ke depan agar berjalan dengan tepat,” sambungnya.
Wika mengatakan penggunaan visualisasi atau sistem informasi dapat mengomunikasikan metrik secara visual sehingga dapat membantu pengguna memahami hubungan yang kompleks dalam datanya.
Pembuatan model dalam sistem informasi memperhatikan tiga aspek utama yaitu penyajian data/informasi, personalisasi, dan kolaborasi antarpengguna.
“Selain itu, berkaitan dengan sistem informasi geospasial akan fokus pada lima pilar yaitu data, sumber daya manusia, kelembagaan, infrastruktur, dan teknologi/pengetahuan,” katanya.
Wika menjelaskan bahwa salah satu tujuan kerja sama Pemprov Papua Selatan dan Yayasan WWF Indonesia adalah menyasar pengembangan sistem informasi geospasial dalam mendukung perencanaan pembangunan di wilayah Papua Selatan.
“Lokakarya tersebut diawali dengan diskusi lintas sektor organisasi perangkat daerah dan universitas. Ini sangat penting dalam membangun pemahaman yang sama untuk pengembangan sistem informasi geospasial terkait kondisi saat ini tentang kekuatan, kelemahan, peluang, tantangan dan strategi bersama,” tuturnya.
Ia menambahkan, hasil yang diharapkan dari diskusi terfokus itu, antara lain adalah tersedianya hasil penilaian sumber daya di lingkungan Provinsi Papua Selatan tentang pengembangan sistem informasi geospasial, dan tersedianya database informasi geospasial (data dasar dan tematik) terstandardisasi.
“Juga tersedianya sistem informasi geospasial yang telah diujicoba dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis keruangan dan membangun integrasi data dan informasi dengan Tim Rancang Bangun Pembangunan Berkelanjutan di Provinsi Papua Selatan dan persentase peningkatan kapasitas mitra strategis dan internal WWF-Indonesia dalam pengembangan sistem informasi geospasial,” imbuhnya.
Sementara Plt Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah – Bapperida Provinsi Papua Selatan, Hariman Dahrif mengatakan dukungan dalam menyiapkan data dan informasi geospasial sangat esensial dalam perencanaan pembangunan.
Dibutuhkan simpul jaringan berbasis data, sumber daya manusia yang mengelola sistem data dan infrastruktur yang layak. Data dan informasi tersebut selayaknya terintegrasi antar sektor agar dapat mendukung dalam pengambilan keputusan.
Untuk diketahui, diskusi terfokus tentang pengembangan informasi data spasial dan rancang bangun pembangunan berkelanjutan di Provinsi Papua Selatan dilaksanakan selama dua hari di Swiss-belhotel Merauke. Diskusi ini menghadirkan para pihak, diantaranya kalangan akademisi, biro dan dinas terkait dari Pemprov Papua Selatan. (*)