Wamena, Jubi – Tokoh masyarakat dan Kepala Kampung Sapalek/Elekma, Sakarias Yelipele, bersama Elius Yelipele, kepala suku Yelipele-Elopere, mendesak Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan dan pemerintah daerah terkait untuk segera menyelesaikan konflik yang terjadi di Wamena.
Mereka meminta agar pemerintah melakukan mediasi untuk mengatasi akar masalah antara kelompok yang bertikai.
Permintaan ini disampaikan saat mereka ditemui di tempat pengungsian di Kampung Yelekama, Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya, pada Rabu (9/10/2024). Sakarias Yelipele menyoroti langkah pemerintah Kabupaten Nduga, yang dinilai terburu-buru memberikan uang santunan kepada masyarakat Nduga sebagai solusi perdamaian.
“Seharusnya, langkah yang diambil adalah melakukan mediasi antara pemerintah Kampung Sapalek, pemerintah Nduga, masyarakat Nduga, dan pihak aparat penegak hukum, untuk membahas akar persoalan secara bersama-sama,” ujarnya.
Akibat ketidakpuasan terhadap penanganan konflik oleh pemerintah Nduga, Sakarias mengaku mengalami ancaman dan teror dari masyarakat Nduga.
“Saya dan keluarga kini sedang mengungsi di Kampung Yelekama karena merasa terancam,” katanya.
Ia berharap agar pemerintah segera melakukan mediasi untuk menyelesaikan persoalan ini secara tuntas. “Kami semua mengungsi, termasuk saya, dan situasi ini harus segera ditangani agar tidak berlarut-larut,” tegasnya.
Elius Yelipele juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap potensi konflik yang dapat muncul jika masalah ini tidak segera diselesaikan.
“Kondisi masyarakat kami saat ini berada di bawah ancaman. Kami ingin hidup damai dan aman di daerah kami sendiri,” ujarnya.
Keduanya sepakat bahwa jika masalah ini tidak segera ditangani, konflik dapat memicu ketegangan lebih besar di masa mendatang.
“Kami tidak ingin masalah ini berlarut-larut, apalagi menjelang pesta demokrasi yang akan datang. Pemerintah harus segera mengambil langkah untuk menyelesaikannya,” ungkap Sakarias.
Dengan tegas, mereka meminta pemerintah dan aparat keamanan segera melakukan mediasi untuk mencegah terulangnya konflik horizontal antara masyarakat Wamena dan Nduga.
“Kami menginginkan pembangunan dan perdamaian, bukan pertumpahan darah. Nyawa manusia Papua tidak boleh menjadi korban sia-sia,” tutup Sakarias. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!