Wamena, Jubi – Penjabat Gubernur Papua Pegunungan, Velix Wanggai, menegaskan isu Otonomi Khusus (Otsus) telah menjadi subjek penyimpangan informasi yang menimbulkan kesalahpahaman di tengah masyarakat.
Informasi yang tidak berimbang ini, kata Velix, tidak hanya mengaburkan persepsi publik, tetapi juga mempengaruhi pengambilan keputusan pemerintah dan menyulitkan dialog konstruktif antara masyarakat dan pemerintah.
Hal ini disampaikan melalui sambutan tertulis yang dibacakan oleh Staf Ahli Bidang Perekonomian Setda Provinsi Papua Pegunungan, Tunggul Panggabean, pada acara Media Government Forum (MGF) dan Pelatihan Jurnalistik bertajuk ‘Kitorang Kawal Otsus’ yang diselenggarakan oleh USAID Kolaborasi di Wamena, Jumat (23/8/2024).
“Pelatihan ini bertujuan untuk membekali jurnalis dan profesional media dengan keterampilan serta pengetahuan yang memadai untuk menghadapi isu-isu kompleks terkait Otonomi Khusus,” ungkap Tunggul Panggabean dalam sambutannya.
Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan juga berharap para jurnalis di Wamena terus mengkritisi kebijakan pemerintah berdasarkan data dan fakta di lapangan.
“Peran jurnalistik sangat penting dalam pembangunan, baik sebagai informan, penggerak, maupun penafsir. Kami berharap jurnalis terus bersuara dan memberikan edukasi kepada pemerintah serta masyarakat melalui pemberitaan yang kredibel,” lanjut Tunggul.
Proyek kolaborasi ini merupakan bagian dari program peningkatan kapasitas tata kelola pemerintahan dan partisipasi masyarakat di wilayah Papua selama lima tahun, dari 2022 hingga 2027.
Program ini bertujuan mengoptimalkan pengelolaan dana Otsus secara tepat sasaran, dengan harapan dapat mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama Orang Asli Papua (OAP).
Proyek ini merupakan hasil kerja sama antara Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, dan didukung oleh pendanaan sebesar 10 juta dolar AS dari Pemerintah Amerika Serikat melalui United States Agency for International Development (USAID). Implementasi program ini dilakukan oleh Wahana Visi Indonesia (WVI) bekerja sama dengan International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) dan Kitong Bisa Foundation (KBF). (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!