Wamena, Jubi – Peluncuran buku berjudul Kitorang Kawal Otsus berlangsung penuh dialektika di Hotel Baliem Pilamo, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan.
Peluncuran buku yang berlangsung pada Rabu (11/9/2021) ini dihadiri oleh Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian Bappenas, Tri Dewi Virgiyanti, ST, MEM, Direktur USAID Indonesia Jeffery (Jeff) Cohen, Sekretaris Daerah Provinsi Papua Pegunungan Wosuwok Demianus Siep dan Direktur Jubi Hanna Damimetouw.
Selain itu, peluncuran buku ini dihadiri oleh penulis buku yang merupakan jurnalis-jurnalis Papua yang berasal dari Provinsi Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan dan Papua.
Sejumlah jurnalis senior yang bertindak sebagai mentor dalam penulisan buku Kitorang Kawal Otsus ini hadir pula dalam peluncuran ini. Para mentor penulisan buku ini antara lain, Jean Bisay (Pemred Jubi.id), Krist Ansaka (Pemred New Guinea Kurir), Hendrina Dian Kandipi (Kepala Biro Antara Jayapura), Lucky Ireeuw (Pemred Cenderawasih Pos), Dominggus Mampioper (Editor Senior Jubi.id), Alberth Yomo (Redaktur Jubi TV), Gabriel Maniagasi (Mantan Jurnalis Suara Perempuan Papua) dan Victor Mambor (Jurnalis Radio Free Asia).
Dalam sambutannya, Jeff Cohen membuka acara dengan pantun yang mencerminkan semangat kebersamaan jurnalis Papua dalam mengawal Otonomi Khusus (Otsus).
“Datang dari seluruh Tanah Papua, semua jurnalis berkumpul bersama, membangun strategi mengawal Otsus, agar kesejahteraan OAP semakin bagus,” ujar Cohen.
Ia menekankan pentingnya peran jurnalis dalam pengawasan Otsus.
“Keterlibatan jurnalis sangat vital. Saya berterima kasih kepada jurnalis senior yang telah menjadi mentor, membantu para jurnalis lokal dalam program ini. Terima kasih untuk seluruh tim yang telah berpartisipasi,” tambah Cohen, Rabu (11/9/2024).
Program Kitorang Kawal Otsus, menurut Cohen, bertujuan memperkuat peran media lokal dalam memperbaiki tata kelola pemerintahan di Papua.
“Media memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran dan akuntabilitas pemerintah di Tanah Papua. Kerja keras jurnalis menjadi kunci agar Otsus bisa memberikan manfaat bagi semua orang,” jelasnya
Direktur Jubi, Hanna Damimetouw, menambahkan bahwa program ini merupakan inisiatif pemberdayaan jurnalis Papua, baik Orang Asli Papua (OAP) maupun non-OAP.
“Program ini adalah program jurnalistik yang didominasi oleh para peserta serta mentor OAP. Buku Kitorang Kawal Otsus adalah hasil kerja keras dan keterlibatan aktif para jurnalis dalam program ini,” ujarnya.
Damimetouw menjelaskan bahwa buku tersebut berisi laporan mendalam yang menggambarkan dedikasi jurnalis dalam mengawal pelaksanaan Otsus.
“Buku ini dapat menjadi inspirasi bagi semua pihak yang peduli terhadap transparansi, akuntabilitas, dan pembangunan daerah,” katanya.
Meski program ini belum sepenuhnya mencapai target, ia yakin langkah awal ini merupakan fondasi yang baik untuk kelanjutan program di masa mendatang.
Sekretaris Daerah Provinsi Papua Pegunungan, Wosuwok Demianus Siep, menambahkan bahwa kerja sama antara pemerintah dan jurnalis sangat penting. “Pemerintah pasti mendengar, tetapi jurnalis harus bisa mengoreksi dengan objektif, mengulas keberhasilan dan kegagalan pemerintah,” katanya.
Ia juga menyinggung bahwa ada beberapa pejabat yang mungkin enggan bekerja sama karena alasan pribadi, tetapi hal tersebut tidak boleh menghalangi kerja jurnalis.
Kisah dari Lapangan
Satu di antara peserta program dari Yahukimo, Isak Silak, berbagi pengalamannya selama mengikuti program ini.
“Di lapangan, kadang saya sulit menghubungi kepala dinas untuk konfirmasi. Berinteraksi dengan warga lebih mudah, tetapi sering kali setelah berita terbit, baru pemerintah memberi tanggapan,” jelasnya.
Isak berharap di masa mendatang ada pelatihan investigasi yang lebih mendalam, khususnya terkait pendidikan, kesehatan, infrastruktur, serta kebijakan di tingkat distrik atau kabupaten.
“Jurnalis harus belajar lebih dalam tentang Otsus agar bisa melaporkan secara akurat dan komprehensif,” tambahnya.(*)