Wamena, Jubi – Gereja Kristen Indonesia atau GKI Klasis Baliem-Yalimo, dengan momentum HUT ke-168 Pekabaran Injil di Tanah Papua, tak menginginkan persoalan kejahatan kemanusiaan dan ketidakadilan terus terjadi di Tanah Papua.
Ketua GKI Klasis Baliem-Yalimo, Pdt, Eduard Su, S.Th mengatakan GKI hadir di Tanah Papua sebelum segala sesuatu yang ada di tanah ini.
“Ketika Injil hadir dan Tuhan memberikan kesempatan untuk orang Papua bisa bangkit untuk memimpin dirinya dalam melakukan perubahan-perubahan di tanah ini, baik di dalam aktivitas gereja dan secara khususnya dunia pemerintahan serta dalam kehidupan kita sehari-hari,” katanya, di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Jumat (3/2/2023).
Dia juga mengatakan kita wajib bersyukur dengan kehadiran GKI di Tanah Papua kerena bagian dari tanggung jawab iman. Hal itu bukan hanya dari sisi pembangunan tetapi juga dari sisi kemanusiaan, dari berbagai latar belakang situasi dan kondisi yang terjadi hari ini di Tanah Papua.
“Sebagai gereja yang tertua di negeri ini, GKI juga punya program yang telah digumuli ada di Sinode, Klasis, sampai ke jemaat, karena jemaat kita ini bervariasi, ada orang asli Papua dan ada yang orang non-Papua dari berbagai suku yang ada di atas tanah ini,” imbuhnya.
Pdt Eduard Su menjelaskan GKI sebagai terjemahan representasi dari Allah hadir di Tanah Papua untuk melindungi semua orang untuk berbicara tentang Injil tetapi juga untuk kemanusian karena Yesus melayani semua orang dan suku.
“Jadi jangan sampai terjadi ketidakadilan, pelanggaran, dan hal-hal yang tidak sejalan dengan kebenaran firman Tuhan. Jadi GKI tetap ada di situ bersama-sama untuk melihat bagaimana situasi yang terbaik dari segala situasi dan kondisi yang sedang terjadi hari ini,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan dengan usia Pekabaran Injil yang ke-168 tahun, warga GKI akan terus berperan dan mendoakan Papua ke depan harus lebih baik dari hari ini.
“Untuk berdoa bagi pemerintah dan semua umat serta setiap suku yang ada di atas tanah dan negeri ini biar Tuhan menjaga dan memelihara kita,” katanya.
Hal terkait kemanusiaan menjadi perhatian khusus bagi GKI di Tanah Papua biar semua manusia dan umat boleh mengalami kasih dan kebaikan Tuhan di tengah-tengah perjalanan dalam hidup dunia ini.
Ia berharap agar pimpinan gereja dan juga melalui program-program khusus yang telah disepakati oleh Sinode, baik dari renstra maupun kegiatan yang dilaksanakan dari Sinode sampai ke klasis jemaat dari 70 klasis yang ada di seluruh Tanah Papua.
“Atas dari semua itu melalui HUT ke-168 Pekabaran Injil tahun ini, GKI di Tanah Papua pada prinsipnya tetap menolak atas kejahatan kemanusian, ketidakadilan, dan pelanggaran Hak Asasisi Manusia, karena gereja hadir untuk melakukan dan melayani hal yang terbaik untuk semua umat,” katanya.
“Tuhan Yesus hadir untuk melakukan keadilan tetapi juga menyelamatkan semua umat, baik dari berbagai latar belakang agama serta suku apapun, itu menjadi tugas dan tangung jawab gereja. Melalui momentum perayaan HUT ke-168 Pekabaran Injil maka GKI dipanggil untuk berbicara tentang Injil yang sesungguhnya untuk menyelamatkan semua orang,” pungkasnya. (*)