Wamena, Jubi – Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan pada Sabtu (6/5/2023) meluncurkan logo provinsi baru hasil pemekaran Provinsi Papua itu. Peluncuran itu dilakukan di Gedung Aithosa, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Ibu Kota Provinsi Papua Pegunungan.
Pejabat Gubernur Papua Pegunungan, Nikalous Kondomo dalam sambutannya mengatakan bahwa logo merupakan simbol yang secara spesifik digunakan sebagai identitas lembaga pemerintah ataupun badan hukum swasta. “Logo juga untuk membedakan satu daerah dengan yang lainnya, sehingga mudah dikenal oleh orang,” kata Kondomo.
Menurutnya, logo juga memiliki arti dan makna maupun gambaran besaran kepribadian manusia di suatu daerah dengan nilai dan makna tersendiri. Dengan demikian, logo merupakan gambaran dan struktur suatu daerah.
Kondomo berterima kasih kepada panitia penyelenggara dan tim juri yang telah menyeleksi 243 logo yang mengikuti sayembara logo Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua.
“Untuk mendapatkan logo, pemerintah daerah telah mengadakan sayembara logo. Panitia dan tim juri telah bekerja sama untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Kerja keras panitia dan tim juri akan dikenang selama Provinsi Papua Pegunungan tetap eksis, berdiri kokoh di jantung Pulau Papua,” kata Kondomo.
Kondomo berharap seluruh masyarakat Lapago tetap mendukung Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Pegunungan, agar semua program kerja Pemprov Papua Pegunungan dapat diselesaikan dengan baik dan lancar. Ia juga berpesan kepada para peserta sayembara logo itu untuk tetap berkarya dan memajukan provinsi baru itu.
“Kami juga berharap logo ini bisa di terima oleh seluruh rakyat Indonesia. Sejatinya logo itu diangkat dari simbol kebudayaan wilayah Lapago,” ujar Kondomo.
Wakil Menteri Dalam Negeri, John Wempi Wetipo yang juga menghadiri peluncuran logo di Wamena itu menyampaikan penghargaan yang tulus kepada Penjabat Gubernur Papua Pegunungan, Sekretaris Daerah Provinsi Papua, dan para bupati di provinsi baru hasil pemekaran Papua itu. Menurut Wetipo, mereka semua telah memperjuangkan dan menggagas ide besar untuk menuangkan logo itu.
Wetipo menyatakan logo Pemprov Papua Pegunungan memiliki makna yang besar. Logo itu memuat simbol yang lekat dengan kebudayaan Masyarakat Adat Lapago, seperti menara pengintai, noken, dan honai.
“Noken itu memiliki nilai untuk mempersatukan. Kaum intelektual yang hadir dari Papua Pegunungan semuanya lahir dan dibesarkan dalam noken, mengolah di dapur untuk memberi makan kepada banyak orang. Sementara menara pegintai itu untuk memantau, mengatur strategi untuk menatap masa depan yang lebih baik,” ujar Wetipo.
Wetipo berharap semua pemangku kepentingan merawat dan menjaga Provinsi Papua Pegunungan dengan baik. “Jika ada masalah dan perbedaan pendapat, mari kita duduk bersama, duduk di honai dan selesaikan hal yang besar itu. Karena di logo ada honai, maka tidak bisa bicara di luar. Supaya kelangsungan hidup masyarakat di wilayah pegunungan bisa terlayani dengan baik,” ujar Wetipo. (*)