Merauke, Jubi – Pemerintah Kabupaten Merauke, Papua Selatan menyediakan lahan seluas 3 hektare di kawasan Blorep, Kota Merauke untuk pembangunan pasar bagi mama-mama Papua. Proyek pasar mama-mama Papua tersebut rencananya dimulai tahun ini.
Bupati Merauke, Romanus Mbaraka kepada Jubi, Kamis (9/2/2023) menyatakan desain arsitektur atau gambar rancangan bangunan pasar mama-mama Papua di Merauke telah selesai dibuat. Pemerintah daerah telah menyetujui rancangan bangunan pasar tersebut.
“Pasar mama-mama Papua gambarnya tadi malam saya sudah koreksi, sudah final, segera kita bangun. Tahun ini sudah mulai kita bangun, kementerian sudah siap membantu dari sisi anggaran,” kata Mbaraka.
Mbaraka mengatakan, anggaran pembangunan pasar mama Papua di Merauke bersumber dari Kementerian Perdagangan. Dana yang dialokasikan oleh kementerian untuk tahap pertama pembangunan di tahun ini kurang lebih Rp4 miliar.
“Tahun ini kami mulai bangun pasar mama Papua. Lokasinya di Blorep, lahan itu sudah bebaskan oleh pemerintah daerah saat saya menjabat bupati 2010-2015 lalu. Anggaran (pembangunan pasar) tahun ini kurang lebih Rp4 miliar,” sebut dia.
“Kita mengharapkan bisa Rp11 miliar untuk pembangunan pasar itu di tahun ini, tapi yang sudah disepakati dalam final pembahasan adalah Rp4 miliar,” sambung Mbaraka.
Lahan 3 hektare di Blorep itu dulunya dibebaskan oleh pemerintah daerah dari seorang tokoh masyarakat bernama Anton Palungan. Awalnya lahan dimaksud disediakan untuk keperluan transportasi luar kota plus terminal. Ketika itu, Pemprov Papua selaku provinsi induk bersedia membantu. Namun rencana tersebut tidak berjalan ketika Romanus Mbaraka tidak terpilih dalam Pilbup 2016.
“Nah saat ini kita mulai lagi, tapi lahan dialihkan untuk pembangunan pasar mama-mama Papua. Lokasi Blorep dipilih karena itu akan menjadi akses utama. Apalagi saat ini kita sudah provinsi sendiri, dan Merauke ditetapkan menjadi ibu kota Provinsi Papua Selatan,” ujarnya.
Mbaraka menambahkan, ke depannya pemerintah kabupaten bakal menata sistem transportasi kota, mengingat Merauke sebagai ibu kota provinsi tentu akan menjadi ikon atau wajah pemerintahan di Tanah Papua bagian selatan.
“Arah dari kota akan melalui Blorep, sebaliknya dari Tujuh Wali-Wali (arah pusat pemerintahan Papua Selatan) akan melalui Kuda Mati. Dan saya pikir (lokasi pasar mama-mama Papua) harus di Blorep, karena itu merupakan daerah pengembangan untuk waktu yang akan datang. Untuk pembangunannya direncanakan secara bertahap,” tutupnya. (*)