Wamena, Jubi – Komisi Penanggulangan AIDS atau KPA Jayawijaya mengadakan pertemuan dengan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Jayawijaya, di Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan, pada Sabtu (20/7/2024). Kegiatan ini guna mewujudkan salah satu tugas dan fungsi KPA, dalam mendampingi Orang dengan HIV atau ODHIV.
Ketua KPA Jayawijaya Beni Wetipo mengatakan pertemuan dengan ODHIV yang tergabung dalam KDS ini, untuk memantau perkembangan mereka. Selain itu, pertemuan ini bertujuan untuk terus memberikan dukungan bagi kelompok tersebut.
“Pertemuan ini dilakukan untuk mendengar dari ODHIV sendiri untuk penanganan program nantinya, sehingga masukan mereka menjadi bahan untuk kami kerja lebih baik lagi ke depannya,” kata Wetipo di Wamena.
KPA juga terus berusaha menjangkau para ODHIV yang belum tertangani. Sehingga kerja sama yang dibangun dengan KDS ini dirasa penting, dalam penanganan kasus HIV/AIDS di Jayawijaya.
“Banyak yang terpapar, namun banyak juga yang belum terpantau, sehingga KPA Jayawijaya bekerja sama dengan KDS ini,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, ada sejumlah kendala yang disampaikan anggota KDS, seperti kesulitan akses menuju ke Kota Wamena, untuk pengambilan obat ARV secara rutin. Masalah ini yang mengakibatkan pengobatan rutin mereka kadang terputus.
“Sehingga hal itu akan dibahas untuk program kerja ke depannya, bagaimana agar pendampingan bisa terus dilakukan, dalam bentuk kolaborasi dengan KDS,” katanya.
Sementara itu, Koordinator KDS Jayawijaya Wesly Kossay menyampaikan anggota yang hadir dalam pertemuan hanya 20 orang, dari 60 anggota aktif di KDS Jayawijaya. KDS dibentuk agar setiap ODHIV dapat saling menguatkan dan memberikan motivasi.
“Pengalaman orang yang sudah sehat nanti akan kembali menguatkan yang baru terpapar, dengan berbagi pengalaman. KDS ini melakukan pendampingan bagi sesama ODHIV dari kunjungan ke rumah-rumah, kalau sakit didampingi, juga penyuluhan,” katanya.
Menurutnya, bagi ODHIV yang letak kampung mereka jauh dan kesulitan akses menuju kota, sering difasilitasi oleh KDS dengan mengirimkan obat ARV ke rumah masing-masing. Akan tetapi, ia mengakui bahwa terkait kebutuhan obat atau nutrisi memang terdapat kendala.
“Namun bagi ODHIV yang sudah paham pentingnya untuk rutin mengonsumsi obat, akan berusaha mendapatkan obat itu. Kami pun terus berharap adanya dukungan pemerintah,” katanya.
Sesuai data Dinas Kesehatan Papua Pegunungan dari hasil penanganan KPA Jayawijaya per Mei 2024, di Jayawijaya, Ibu Kota Provinsi Papua Pegunungan, terdapat 8.111 kasus HIV/AIDS. (*)