Wamena, Jubi – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jayawijaya menyebutkan data tingkat kemiskinan di sejumlah kabupaten yang menjadi wilayah kerjanya, di antaranya Jayawijaya, Yalimo, Nduga, Mamberamo Tengah, Lanny Jaya, dan Yalimo.
Kepala BPS Jayawijaya, Jianto mengatakan persentase kemiskinan selama lima tahun terakhir yakni pada 2017-2021, yang paling rendah di Kabupaten Yalimo (persentase 33.25 tahun 2021), disusul Mamberamo Tengah (persentase 36.76 tahun 2021), Jayawijaya (persentase 37.09 tahun 2021), Nduga (persentase 37.18 tahun 2021) dan Lanny Jaya (persentase 38.73 tahun 2021).
Ia menyebut, tingkat kemiskinan ini bukan berarti masyarakat tidak makan atau kelaparan sehingga dikategorikan miskin, namun banyak aspek seperti pendapatan masyarakat, kebutuhan kalori yang dikomsumsi, lapangan kerja, asupan gizi hingga pola hidup.
“Angka kemiskinan ini dilihat dari segala aspek. BPS menentukan angka kemiskinan dilihat dari kebutuhan 2.100 kalori per orang per hari dan jika dirupiahkan 16 ribu,” katanya, di ruang kerjanya, pada Rabu (8/6/2022).
Kata dia, konsumsi masyarakat ditentukan dengan pendapatan, sedangkan bicara soal pendapatan berkaitan dengan lapangan kerja, sementara mayoritas lapangan kerja di wilayah pegunungan adalah berkebun.
Menurutnya, meski hasil pangan lokal melimpah seperti ubi jalar dan lain sebagainya, namun jika dilihat dari asupan gizi tidak terpenuhi.
“Proteinnya berapa, vitaminnya berapa, sedangkan sebagian besar yang terpenuhi oleh masyarakat itu hanya karbohidrat. Itu yang memengaruhi kenapa angka kemiskinan di pegunungan masih relatif tinggi.”
Selain itu, faktor geografis dan kondisi keberadaan masyarakat di suatu kabupaten pun memengaruhi. Seperti Jayawijaya yang masuk urutan ketiga tingkat kemiskinan setelah Lanny Jaya dan Nduga, karena kehidupan warganya yang heterogen (beraneka ragam).
“Di Jayawijaya tingkat aktivitas bekerja bisa dikatakan kurang. Dibandingkan Mamberamo Tengah misalnya, karena tidak terpengaruh hiruk-pikuk kota sehingga masyarakat lebih aktif ke kebun, kalau di Jayawijaya heterogen dan banyak penduduk dari luar Jayawijaya sehingga memengaruhi pola hidup masyarakat,” katanya..
Sementara itu, staf sosial BPS Jayawijaya, Sahara Sabilah menambahkan khusus Kabupaten Yalimo dengan tingkat kemiskinan paling rendah, disebabkan adanya dua akses jalur darat yakni dari Jayapura dan Jayawijaya, sehingga Yalimo mendapat pasokan tidak hanya dari satu sumber.
Berbeda dengan kabupaten lainnya seperti Lanny Jaya dan Mamberamo Tengah, untuk mendapatkan bahan-bahan pokok hanya dari Jayawijaya saja, sedangkan Yalimo ada beberapa distrik yang berdekatan dengan Jayapura, otomatis harga lebih murah dibandingkan dengan Jayawijaya.
“Sehingga untuk konsumsi makanan lebih mudah dan harganya lebih murah, dengan kata lain akses mendapatkan makanan lebih mudah dibandingkan dengan Lanny Jaya dan Mamberamo Tengah, Nduga maupun Jayawijaya,” katanya. (*)