Wamena, Jubi – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah atau Bappeda Kabupaten Jayawijaya mengklaim sejak 2020 ada penurunan stunting di daerah tersebut yang kini menyentuh angka empat koma sekian persen.
Kepala Bappeda Jayawijaya, Ludya Logo mengatakan, penyebaran masalah kekerdilan pada anak di Jayawijaya hampir ada di 40 distrik dan 328 kampung, namun hanya 25 lokus yang diambil berdasarkan data yang paling tinggi.
“Tahun anggaran ini yang sudah direncanakan di 2021 itu sedang dilaksanakan, Bappeda hanya mengawal dan melihat misalnya dari Dinas Perikanan mengusulkan kegiatan-kegiatan, lalu dilihat nanti apakah kegiatan itu sudah masuk di lokus stunting atau tidak, kalau belum diarahkan supaya masuk. Sekarang sudah berjalan masuk di lokasi stunting di 10 distrik,” kata Ludya Logo di Wamena, Senin (11/7/2022).
Ia menyebut hingga kini acuan yang digunakan ada delapan tahapan integrasi atau melalui aksi-aksi dalam rangka penanganan masalah kekerdilan pada anak.
“Terakhir kami sudah lakukan rembuk stunting dengan semua stakeholder, OPD terkait seperti DPMK, Dinas Kesehatan, Pertanian, Ketahanan Pangan sama-sama duduk juga melibatkan LSM, akademisi, tokoh-tokoh masyarakat/ pemuda untuk membahas program kegiatan penanganan stunting 2023,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jayawijaya, dr. Willy E. Mambieuw mengatakan, dua pekan lalu telah dilakukan pertemuan dengan Bappeda dan beberapa OPD lainnya tentang strategi untuk melakukan intervensi ke masing-masing lokus.
Dalam pertemuan itu, katanya, ada rencana setiap OPD terkait untuk penanganan bersama akan melakukan aksi turun langsung ke lapangan sesuai dengan lokus yang telah ditentukan.
“Kita akan temani ke lokus yang sudah ditentukan untuk turun ke lapangan, kemudian masing-masing OPD secara keseluruhan bertanggung-jawab untuk satu lokus yang akan kita intervensi bersama,” katanya. (*)
Discussion about this post