Sentani, Jubi – Sosialisasi terkait Kongres Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) ke-VI di Kabupaten Jayapura, segera dilaksanakan di kampung-kampung. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat bisa mengetahui adanya kegiatan yang berskala nasional, maka setiap warga dapat mempersiapkan diri untuk menyambut para tamu.
Hal tersebut disampaikan Kepala Kampung Ifale, Videl Suebu, di Sentani, pada Rabu (11/5/2022). Menurutnya panitia pelaksana sudah harus bergerak dari sekarang, dan bersama masyarakat mempersiapkan segala sesuatu yang nantinya diperlukan ketika Kongres AMAN berlangsung.
“Jangan nanti sisa satu atau dua bulan baru sibuk-sibuk urus barang ke sana kemari,” ujar Suebu.
Menurutnya, persiapan kampung itu termasuk infrastruktur seperti rumah warga perlu dibenahi untuk tempat tinggal tamu, fasilitas umum lainnya seperti toilet umum, sanitasi air bersih, listrik, dan fasilitas pendukung transportasi di danau.
“Kebanyakan masyarakat belum tahu, ada yang sudah mengetahui melalui media, tetapi secara teknisnya belum diketahui secara pasti,” jelasnya.
Soal anggaran, kata dia, melalui kesepakatan bersama maka kampung-kampung di bawah Distrik Sentani, akan menyiapkan anggaran sebesar 20 juta rupiah yang awalnya dibebankan sebesar 50 juta rupiah. Dalam kegiatan berskala nasional ini, menurutnya panitia harus menyiapkan anggaran yang besar termasuk pemerintah kabupaten maupun provinsi.
“Dana desa kita gunakan untuk kepentingan masyarakat di kampung, sudah disepakati untuk dianggarkan,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Distrik Sentani Timur, Esli Suambruraro mengatakan terkait anggaran apabila pemerintah kampung telah mengakomodir program kegiatan Kongres AMAN melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung (APBKam), maka berapa pun besar anggarannya harus disetujui dan dikerjakan berdasarkan jumlah tersebut.
Lanjutnya, kalau tidak dimasukkan dalam APBKam maka panitia yang bertanggung jawab untuk mengalokasikan anggaran kepada pemerintah kampung, dalam hal mendukung semua pelaksanaan Kongres AMAN yang memang akan dipusatkan di masing-masing kampung.
“Jangan beratkan pemerintah kampung untuk menggunakan dana mereka yang sudah diprogramkan untuk kepentingan masyarakat di kampung tersebut. Yang tidak kita inginkan adalah semua dana kampung digunakan untuk kepentingan kongres,” jelasnya.
Pemerintah kampung juga mempersiapkan masyarakatnya dalam penyambutan tamu, mengikuti kegiatan Festival Danau Sentani serta pelaksanaan ritual-ritual adat yang lainnya, dan semuanya tidak terlepas dari dukungan anggaran. Selain itu, butuh persiapan lahan untuk menanam bahan pangan lokal, yang nantinya akan menjadi menu makanan para tamu.
“Sosialisasi saat ini harus dilakukan panitia lebih intens, dan mempersiapkan segala sesuatu di setiap kampung yang ditetapkan sebagai yang siap menerima tamu dan undangan, dalam kegiatan Kongres AMAN,” jelasnya. (*)
Discussion about this post