Sentani, Jubi – Ketua Pemuda Peduli Lingkungan Hidup PPLH Kabupaten Jayapura, Manase Bernard Taime mengataka pihaknya sedang melaksanakan kegiatan penanaman pohon di lingkungan sekolah dan di sejumlah kampung di Kabupaten Jayapura. Penanaman pohon itu menjadi edukasi bagi anak usia sekolah untuk mencintai alam lingkungannya.
Salah satu sekolah yang menjadi lokasi kegiatan PPLH Kabupaten Jayapura itu adalah SD Negeri Inpres Hawai. “Ada 27 pohon yang ditanam oleh siswa SD Negeri Inpres Hawai. Mereka sangat senang dan antusias untuk melakukan penanaman pohon di halaman sekolah mereka,” ujar Taime di Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, Rabu (3/8/2022).
Menurut Taime, penanaman pohon itu juga dilakuan PPLH di sejumlah kampung Distrik Waibhu, seperti di Kampung Kwadewar, dan Sosiri. Dalam waktu dekat, PPLH akan melakukan penanaman pohon di Kampung Dondai, dalam rangkaian perayaan proklamasi kemerdekaan RI.
“Kegiatan penanaman pohon di Kampung Dondai disponsori oleh uruh pemuda dan pemudi Kampung Dondai. Hal semacam itu terus mendorong kami untuk terus bergandengan tangan melakukan hal-hal yang positif bagi generasi muda saat ini,” jelasnya.
Menurut Taime, kebanyakan di Kabupaten Jayapura lebih banyak berdiskusi tentang hal-hal yang sifatnya politik, padahal mereka sesungguhnya bukan bagian dari pengurus partai politik. Ia menyatakan ada banyak hal lain yang seharusnya bisa dilakukan oleh generasi muda di Kabupaten Jayapura.
Taime menyatakan rencana penyelenggaraan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) di Kabupaten Jayapura pada Oktober mendatang bisa memantik diskusi tentang lingkungan, ataupun aktivitas yang berkaitan dengan lingkungan hidup. “Kegiatan penanaman pohon akan terus kami laksanakan. Jenis pohon yang saat ini kami tanam seperti trembesi, glodokan, tebubuya, pucuk merah, dan sekar tanjung. Sejumlah sekolah kami surati, dan [kami] akan melakukan penanaman di halaman atau lingkungan sekolah,” ucapnya.
Kepala Sekolah SD Negeri Inpres Hawai Sentani, Simon Ngantung memberikan apresiasi terhadap inisiatif PPLH mengajak siswanya untuk melakukan penanaman pohon. Ngantung menyatakan sekolah berbasis lingkungan sudah semakin jarang, dan halaman sekolah yang dahulu luas kini dipenuhi gedung.
“Cinta lingkungan hidup harusnya sudah ditanamkan pada sistem pendidikan dasar. Hal itu yang lebih utama dibandingkan pengetahuan pendidikan yang lain. Negara-negara berkembang dan negara maju di Eropa, Asia, menerapkan pendidikan dasar [dengan muatan materi] mencintai lingkungan, mengenali sosial masyarakat, dan menanamkan rasa kepedulian terhadap sesama. Di negara kita, [pengajaran] langsung tancap gas dengan pendidikan formal,” ujarnya. (*)
Discussion about this post