Sentani, Jubi – Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Jayapura, Provinsi Papua akan mendeteksi kasus malaria dan pengobatan serentak pada seluruh kampung di wilayah tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Pungut Sunarto mengatakan pihaknya akan melakukan pertemuan akbar dengan seluruh para kader malaria dalam upaya mengendalikan kasus tersebut.
Terkait itu pihaknya akan melakukan audensi bersama Bupati Jayapura Mathius Awoitauw dalam rangka percepatan penurunan angka malaria.
“Karena pada 2021 Anual Parisite Incidence (API) angka malaria di Kabupaten Jayapura per 1000 penduduk masih ada 193 orang yang terkena malaria,” kata Sunarto di di Sentani, Kamis (10/8/2022).
Menurut Sunarto, sementara pada 2023-2025 sesuai dengan Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 44 tahun 2017 yang merupakan pedoman pengendalian malaria menuju eliminasi pada 2030 di Kabupaten Jayapura sudah masuk dalam tahap tereliminasi.
“Sehingga angka malaria di Kabupaten Jayapura harus turun sampai lima per 1000 penduduk sehingga perlu upaya yang sangat strategis untuk mengatasi kasus malaria,”
Pertemuan akbar tersebut kata dia, dalam rangka hari Kesehatan Sedunia pada 12 November 2022 sekaligus untuk mencegah penularan malaria saat pelaksanaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) ke VI Oktober 2022 di wilayah itu.
Dia menambahkan secara perhitungan API kasus malaria di Kabupaten Jayapura tertinggi ke empat di Papua.
Obat Malaria Tersedia
Sementara itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura Provinsi Papua menyatakan bahwa ketersediaan obat malaria di semua puskesmas dan rumah sakit wilayah itu aman hingga akhir Agustus 2022.
Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Pungut Sunarto mengatakan dengan ketersediaan obat malaria yang ada diharapkan tidak terjadi lagi “stock out” (persediaan habis) seperti pada Juli 2022.
“Karena obat malaria jenis Dihidroartemisinin Piperakuin atau DHP Frimal ini masih impor dari China jadi pengirimannya butuh waktu yang cukup lama,” katanya di Sentani, Rabu.
Menurut Sunarto, saat ini obat malaria sementara telah dikirim oleh Kementerian Kesehatan RI melalui pesawat dan sudah sampai sementara pengiriman menggunakan kapal laut akan tiba pada akhir Agustus 2022.
“Jadi kami mendapat obat malaria ini sebanyak 5.000 tablet namun sebenarnya sesuai dengan kebutuhan kami itu sebanyak 20.000 paket karena kader malaria di Kabupaten Jayapura juga sudah banyak dan mereka juga mendapat bagian,” ujarnya
Dia menjelaskan, pihaknya belum bisa membantu untuk menyalurkan obat malaria jenis DHP Frimal kepada klinik swasta karena untuk menghindari kekosongan pada puskesmas dan rumah sakit pemerintah.
Dia menambahkan pihaknya berharap dengan ketersediaan obat malaria yang sudah dikirim olah Kementerian Kesehatan RI maka ke depan pelaksanaan pengendalian di seluruh kampung dapat berjalan lebih baik.
“Supaya lebih maksimal juga untuk pengobatan malaria apalagi pada Oktober 2022 ada Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) sehingga ini sanga membantu sekali dalam mendeteksi malaria terutama di kampung,” katanya. (*)