Sentani, Jubi – Tokoh masyarakat Papua, Barnabas Suebu mengatakan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI yang akan dilaksanakan pada Oktober 2022 mendatang di Kabupaten Jayapura, sesungguhnya kegiatan tersebut dari masyarakat adat, oleh masyarakat adat, dan untuk masyarakat adat.
Dikatakan, dalam pelaksanaan kegiatan KMAN VI nanti, dirinya menjadi salah satu narasumber yang diundang untuk berbicara tentang perlindungan hutan, tidak hanya hutan di Indonesia tetapi juga hutan di seluruh dunia.
“Suku Badui di Provinsi Banten mereka sangat intens menjaga hutan asli mereka, sebagian masyarakat adat di Kalimantan dan di Papua harus lebih baik lagi,” ujar Barnabas Suebu usai berdiskusi dengan seluruh masyarakat di pendopo adat Kampung Yoboi, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Jumat (26/8/2022).
Dari hutan, kata Suebu, seluruh masyarakat di satu wilayah kampung dapat hidup, oleh sebab itu pada KMAN VI nanti seluruh masyarakat adat nusantara bisa berkomitmen untuk menjaga dan mengelola hutannya dengan baik, semua izin Hak Pengelolaan Hutan (HPH) harus dicabut agar tidak berdampak kepada masyarakat adat sebagai pemilik hutan.
“Kita mulai dari hutan yang terdekat, seperti hutan sagu yang banyak di dekat Danau Sentani, hutan bakau di pesisir pantai, dan hutan-hutan lainnya yang ada di bagian pegunungan,” katanya.
Sementara itu, salah satu masyarakat di Kampung Yoboi, Alberth Tokoro menjelaskan kesiapan masyarakat adat dalam menghadapi KMAN VI terus berjalan, khususnya persiapan dan pengadaan fasilitas pendukung lainnya bagi rumah-rumah yang akan ditinggali oleh para peserta KMAN VI.
“Ada sembilan rumah di Kampung Yoboi yang disiapkan, dalam proses kegiatan, masyarakat Kampung Yoboi juga sedang mempersiapkan proses pembayaran harta atau mas kawin dari pihak laki-laki dari kampung lain, kepada pihak perempuan di Kampung Yoboi,” katanya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!