Sentani, Jubi – Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw meminta Presiden Joko Widodo menghadiri sekaligus membuka secara resmi Kongres Masyarakat Adat Nusantara atau KMAN VI yang akan berlangsung Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, pada 24 – 31 Oktober 2022.
Permintaan tersebut disampaikan Awoitauw di Istana Kepresidenan, Bogor, Jumat (20/5/2022) siang. Ketua Panitia KMAN VI itu menyampaikan permintaan tersebut usai mengikuti penyampaian aspirasi dari kelompok masyarakat Papua yang menyetujui Daerah Otonomi Baru (DOB) Papua dan Papua Barat.
Saat dihubungi melalui panggilan telepon, Awoitauw menyatakan pihaknya berharap Jokowi akan menghadiri KMAN VI di Sentani. “Kehadiran presiden untuk membuka kongres masyarakat adat itu sangat penting. Kami sudah melaporkan sejumlah kegiatan dan persiapan yang sedang dilakukan di Kabupaten Jayapura menuju Kongres Masyarakat Adat Nusantara,” ujar Awoitauw, Sabtu.
Awoitauw menyatakan pihaknya sudah melakukan konsolidasi dan sosialisasi penyelenggaraan KMAN VI kepada seluruh Dewan Adat Suku (DAS) yang ada di wilayah Tanah Tabi. Ia menyatakan pihaknya siap untuk menyambut ribuan tamu serta duta masyarakat adat dari seluruh pelosok negeri di Nusantara.
Ia menyatakan kegiatan yang menyatukan masyarakat adat seluruh Indonesia itu menjadi simbol persaudaraan dan kekeluargaan, tanpa membedakan suku, ras, dan agama. Semua peserta yang datang akan tinggal di rumah masyarakat yang berada di kampung tepian Danau Sentani.
Akan ada interaksi sosial sebagai masyarakat adat dari berbagai etnis dan suku, bersatu padu dalam setiap kampung tersebut. “Jadi, tidak ada perbedaan agama, suku bangsa, yang selama ini secara nasional terus diperbincangkan. Justru sebaliknya, saling berbagi cerita adat istiadat dan kebiasaan dari masing-masing daerah. Untuk itu, kita dipersatukan dalam kongres ini,” jelasnya.
KMAN VI akan dihadiri tamu dan peserta aktif sebanyak 6.000 sampai 8.000 wakil masyarakat adat yang menjadi anggota Aliansi Masyarakat Adat Nusantara. “Kita sudah punya pengalaman [pada pelaksanaan] Pekan Olahraga Nasional atau PON XX maupun Pekan Paralimpiade Nasional atau Peparnas. Kongres masyarakat adat harus lebih meriah dari dua iven nasional itu,” ucap Awoitauw.
Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) AMAN Jayapura, Benhur Wally menjelaskan berbagai agenda kongres workshop, dan seminar akan memanfaatkan pendopo adat di masing-masing Kampung. Sementara untuk rapat-rapat besar akan digunakan gedung olahraga, istora dan stadion.
“Kehadiran Presiden Jokowi dalam kongres itu tentunya menjadi satu kehormatan dan motivasi yang kuat bagi panitia untuk bekerja mempersiapkan kongres itu, ” katanya. (*)
Discussion about this post