Sentani, Jubi – Pelaksanaan Piala Dunia 2022 yang berlangsung di Qatar tinggal beberapa hari ke depan. Euforia dalam penyambutan perhelatan empat tahunan ini sudah terlihat jauh-jauh hari sebelumnya. Salah satunya adalah penjualan bendera negara peserta Piala Dunia Qatar dan asesoris seperti salempang hingga sticker dan baju kaos.
“Ini potongan kain yang sudah tidak digunakan lagi, kita jahit untuk bikin seperti bendera peserta piala dunia,” ujar Arif, salah satu pedagang asesoris Piala Dunia Qatar yang berjualan di depan Stadion Lukas Enembe, Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Senin (14/11/2022).
Untuk dapatkan satu bendera, kata Arif, ada gabungan beberapa warna sehingga kain yang dipilih juga berdasarkan minat dan keinginan masyarakat saat ini. Seperti bendera Brazil, Argentina, Spanyol, atau yang paling mudah dibuat adalah bendera Belanda, Jerman, dan Perancis karena hanya tiga warna kain. Ada tambahan gambar di tengah bendera, harus disablon.
“Animo masyarakat sebagai fans negara peserta piala dunia cukup banyak. Beberapa minggu ini bendera Brazil, Argentina, Jerman, Spanyol, dan Belanda yang paling banyak diminati,” jelasnya.
Menurut pria asal Sulawesi yang sehari-hari bekerja sebagai penjahit di Sentani, ajang piala dunia juga membawa berkah secara tiba-tiba dalam beberapa minggu ini. Ia membuat bendera dengan berbagai ukuran, antara 1 hingga 3 meter bahkan ada yang mencapai 5 meter. Harganya juga bervariasi, mulai Rp25 ribu hingga Rp250 ribu.
“Ketika datang pawai oleh fans salah satu peserta piala dunia, seperti Belanda atau Jerman, Spanyol, Argentina, Brazil, banyak bendera dan salempang yang dibeli. Hasil dari penjualan asesoris piala dunia ini sebagian tambah modal beli kain dan untuk keluarga,” ucapnya.
Dikatakan, penjualan asesoris Piala Dunia 2022 Qatar sudah banyak dijual sejak awal bulan Npvember. Tetapi, stok dan ketersediaan ada juga yang terbatas.
“Setiap orang punya pilihan masing-masing, bahkan satu keluarga pilihannya juga berbeda. Sejauh ini cukup menjawab kebutuhan kami sebagai penjahit,” katanya.
Sementara itu, Kristian Ohee, warga masyarakat di Kampung Harapan, mengatakan animo masyarakat untuk mendukung tim kesayangan mereka di piala dunia sangat tinggi dan itu sudah terjadi setiap ada gelaran piala dunia.
Menurutnya, olahraga yang benar-benar menghipnotis masyarakat adalah sepak bola. Apalagi di Papua yang sudah menjadi olahraga favorite.
“Tim Belanda sudah harga mati buat orang tua-tua di Papua. Brazil, Argentina, dan Spanyol. Tetapi ada juga tim yang tidak terlalu diunggulkan malah jadi penghalang bagi tim-tim besar. Seperti Jerman yang dikandaskan Korea Selatan pada piala dunia lalu,” ujarnya. (*)