Jayapura, Jubi – Juru Bicara – Jubir Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB – OPM) Sebby Sambom mengatakan, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Yudo Margono telah membantah penembakan terhadap anggota TNI berjumlah 15 orang yang telah ditembak mati oleh TPNPB OPM.
Menurut Sebby Sambom, pernyataan Panglima TNI Yudo Margono menunjukan pimpinan militer yang tidak bertanggungjawab atas anggotanya yang telah ditembak mati oleh pasukan TPNPB.
“TNI silakan datang ke markas TPNPB untuk mengevakuasi mayat anggotanya yang korban, maka Panglima TNI Yudo Margono adalah pemimpin yang tidak bertanggungjawab. Jadi Presiden Indonesia Joko Widodo harus copot Panglima TNI Yudo Margono, karena dia adalah Pembohong besar,” kata Sambom meneruskan pesan Egianus Kogeya kepada Jubi melalui layanan WhatsApp, Kamis (20/4/2023).
Sambom mengatakan, Panglima TNI Yudo Margono selalu mengeluarkan pernyataan dan sikap keragu-raguannya kepada rakyat dan petinggi-petinggi di Indonesia bahkan di mata dunia.
“Waktu TPNPB mengatakan bahwa Pilot Susi Air Philip Marthen disandera Pasukan TPNPB dibawah Pimpinan Egianus Kogeya, namun Panglima TNI mengatakan bahwa Pilot Susi Air Asal Selandia Baru tidak disandera, tapi ternyata benar kami menyandera pilot. Pembohongan publik yang nyata dilakukan oleh Panglima TNI Yudo Margono telah ketahuan, dan nyatanya dia pembohong besar. Dan ini bukti pembohongan publik yang Panglima TNI Yudo Margono lakukan,” katanya.
Sementara itu, Ketua Dewan Militer TPNPB KODAP III Ndugama, Mayor Oscar Wandikbo mengatakan, Panglima TNI bisa menyangkal atas aksi Pasukan TPNPB Ndugama membunuh anggota TNI di Mugi, tapi manajemen markas pusat TPNPB masih mempertahankan laporan sebelumnya dari Mugi, Kabupaten Nduga yang telah dikirim langsung oleh pimpinan TPNPB.
“Kami sudah melaporkan pada tanggal 19 April 2023 kepada Sebby Sambom bahwa pasukan TPNPB di Mugi benar-benar menembak mati militer dan polisi Indonesia pada tanggal 15 April dan 16 April 2023. Dan hal ini telah dilaporkan langsung oleh Komandan Batalyon Mugi Kapten Perek Kogeya, karena dia sendiri yang pimpin serangan ke pos militer Indonesia dan berhasil menewaskan 15 Anggota TNI,” katanya.
Menurut Wandikbo, saat ini seluruh pejuang TPNPB sedang mengejar pasukan Indonesia yang lari, dan mereka menargetkan harus menghabisi TNI.
Berdasarkan laporan yang diterima dari lapangan, pasukan TPNPB berhasil merampas sembilan pucuk senjata yaitu, tiga pucuk senjata mesin, dua pucuk senjata jenis M16, dan empat pucuk senjata jenis SS1 yang seluruhnya berjumlah sembilan pucuk senjata api.
“TPNPB Ndugama juga melaporkan bahwa magasin, amunisi dan pistol tidak terhitung, artinya semua barang milik anggota TNI telah berhasil dirampas oleh Pasukan TPNPB. Oleh karena itu kami sampaikan bahwa Panglima TNI harus jujur, karena laporan dari Pimpinan TPNPB Komando Daerah Pertahanan III Ndugama Darakma ini cukup jelas dan akan dipertanggungjawabkan di kemudian hari. Kami dari medan tempur melaporkan bahwa enam mayat yang pertama itu sudah membusuk, dan juga sembilan mayat yang TPNPB tembak mati juga mulai membusuk,” katanya.
Wandikbo mengatakan, TPNPB Ndugama dari Mugi juga melaporkan, jika mereka setelah melaksanakan ritual doa adat, langsung mengejar pasukan militer Indonesia yang lari ke hutan.
“Dalam audio ini TPNPB juga melaporkan bahwa pasukan TPNPB sedang merayakan kemenangan dan sedang menuju ke medan perang untuk kejar anggota TNI yang lari ke hutan,” katanya.
Dari laporan itu, Sambom mengatakan, TPNPB Wilayah III Ndugama Darakma dibawah pimpinan Brigadir General Egianus Kogeya juga membantah pernyataan Panglima TNI yang mengatakan, TPNPB menggunakan masyarakat sipil sebagai tameng. Bantahan ini diperkuat dengan data, jika warga sipil di wilayah ini telah mengungsi ke Wamena sejak tahun 2018.
“TPNPB Wilayah III Ndugama Darakma akan mengirim foto dan video anggota TNI yang mereka bunuh dan senjata yang mereka rampas dari TNI, sebagai barang bukti. Oleh karena itu Panglima TNI silakan melakukan pembohongan publik dulu, nanti pimpinan dan pasukan TPNPB Ndugama Darakma akan membuktikannya,” katanya.
“Manajemen markas pusat KOMNAS TPNPB-OPM per 19 April 2023, bertanggungjawab atas siaran pers ini,” tutup Sambom. (*)