Jayapura, Jubi – Pendapatan sopir angkutan kota dan tukang ojek di kota Jayapura menurun dibanding tahun- tahun sebelumnya. Penurunan itu disebabkan adanya persaingan dengan taksi dan ojek online. Selain itu banyak juga masyarakat yang sudah memiliki kendaraan pribadi.
Salah satu sopir angkot trayek Abepura-Perumnas III Adit 29, menyatakan pendapatannya tahun lalu masih lumayan. Bisa mencapai Rp200 ribu sampai Rp400 ribu perhari. Namun untuk saat ini pendapatan per harinya hanya Rp50 ribu sampai Rp100 ribu.
Adit mulai jadi sopir angkot sejak 2019 lalu. Dulu dia masih banyak dapat penumpang. Angkotnya bahkan bisa penuh. Sekarang, rata rata hanya 1- 4 penumpang saja.
“Pendapatan per hari untuk sekarang mencapai Rp50 ribu hingga Rp100 ribu. Dari hasil pendapatan itu, Rp100 ribu menjadi uang setoran ke majikan. Belum lagi uang untuk isi bensin, bayar kos-kosan dan uang makan. Sekarang memang lagi susah. Penumpang sepi,” katanya di Kota Jayapura, Senin (01/07/2024).
Irwansyah 54, sopir angkot trayek Pasar Youtefa- Expo juga mengakui penumpang sepi. Pendapatan perharinya hanya Rp100-Rp200 ribu. Padahal dua tahun lalu, ia bisa dapat Rp300-Rp500 ribu per harinya.Tarif angkot yang naik dari h Rp5 ribu menjadi Rp7 ribu perorang, juga tidak membuat pendapatnnya membaik. Apalagi saat ini, anak-anak sekolah, mahasiswa masih libur.
Seorang tukang ojek di Perumnas III Simon, mengatakan pendapatannya saat ini semakin menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pendapatannya per hari saat ini hanya mencapai Rp300 ribu sampai Rp400 ribu, sebelumnya ia biasa mendapatkan Rp500 ribu sampai Rp800 ribu.
Menurutnya banyak mahasiswa sudah punya motor pribadi dan ojek online juga banyak.
Surya seorang tukang ojek di depan Mega Waena juga mengaku susah menggaet penumpang.
“Dari pagi sampai sore pangkal hanya bisa dapat 2 sampai 4 penumpang dan itu harus tunggu lama baru ada, penumpang susah sekarang jadi pendapatan juga tergantung penumpangn”katanya. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!