Jayapura, Jubi – Serangan terhadap Pasukan Penjaga Perdamaian di Lebanon atau Unifil melanggar hukum internasional. Tindak itu pun dapat dikategorikan sebagai kejahatan perang.
Pernyataan tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres. Dia menegaskan Personel Unifil tidak boleh menjadi sasaran dalam peperangan.
“Serangan kepada pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran hukum internasional dan bisa menjadi [dikategorikan sebagai] kejahatan perang. Personel Unifil tidak boleh menjadi sasaran [serangan],” kata Guterres melalui juru bicaranya Stephane Dujarric, Minggu malam (13/10/2024), waktu New York, dikutip Sputnik-OANA.
Menurutnya, ancaman terhadap Pasukan Unifil makin mengkhawatirkan. Kendaraan lapis baja Israel menerabas gerbang pos Unifil di Kota Ramyeh, Lebanon selatan, Minggu pagi, waktu setempat.
Pernyataan resmi Unifil menyebut dua tank Israel memaksa masuk dengan menghancurkan gerbang utama pos mereka di Ramyeh. Tentara Israel juga memaksa Unifil memadamkan lampu pos.
Tank-tank tersebut baru meninggalkan lokasi sekitar 45 menit kemudian, setelah Unifil memprotes tindakan tersebut melalui kantor penghubung mereka. Unifil menyatakan keberadaan Tentara Israel membahayakan pasukan penjaga perdamaian di Lebanon
Unifil beranggotakan sekitar sekitar 9.500 tentara dari berbagai negara. Pasukan tersebut dibentuk setelah invasi Israel ke Lebanon pada 1978.
Serangan Israel dalam beberapa hari terakhir di Lebanon selatan, setidaknya telah melukai lima Personel Unifil, termasuk dua dari Indonesia. Negara-negara yang bergabung dalam Unifil pun mengutuk dan menuntut penyelidikan terhadap serangan Israel tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, justru balik mendesak PBB menarik misi penjaga perdamaian dari Lebanon selatan. Desakan itu disampaikan Netanyahu dalam sebuah pesan berbahasa Ibrani kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Paus Fransiskus juga ikut bereaksi atas serangan militer Israel terhadap Unifil. Dia menyerukan semua pihak menghormati keberadaan pasukan perdamaian tersebut.
“Saya dekat dengan semua penduduk di Palestina, Israel, dan Lebanon. Saya meminta hormati pasukan penjaga perdamaian. Saya, sekali lagi menyerukan gencatan senjata segera di semua lini. Jalur diplomasi dan dialog harus dilakukan demi mencapai perdamaian,” tulis Paus di akun X-nya. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!