Papua No.1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Amerika Serikat mengatakan lebih baik Korea Utara fokus memenuhi kebutuhan raknya daripada mengurus rudal. Amerika juga mendesak negara komunis itu membatalkan program nuklir dan rudal balistiknya. Desakan itu disampaikan AS saat Rusia dan Cina menyalahkan sanksi AS sebagai penyebab memburuknya situasi kemanusiaan di Korut.
Rusia menempatkan isu sanksi di bawah sorotan sebagai bagian dari pembahasan dalam presidensinya di Dewan Keamanan (DK) PBB, yang beranggotakan 15 negara, selama Februari.
Baca juga : Korut diiduga kembali menguji rudal jelajah, kelima kali dala sebulan
Korut disebut kembali uji proyektil ketiga dalam sepekan
PBB curigai Korut mulai operasikan reaktor nuklir
Namun, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia tidak dapat memimpin pertemuan tersebut karena ia dinyatakan positif Covid-19.
“Kami menyerukan Korea Utara untuk menunjukkan komitmen terhadap kesejahteraan rakyatnya sendiri dengan menghormati hak asasi manusia, menghentikan program senjata pemusnah massal (WMD) dan misil balistiknya yang melanggar hukum, dan memprioritaskan kebutuhan rakyatnya sendiri, warga Korea Utara yang rentan,” kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield, tulis Antara mengutip laporan Reuters, Senin, (7/2/2022).
Tercatat Korea Utara yang bernama resmi Republik Rakyat Demokratik Korea telah menjalani sanksi PBB sejak 2006 atas program-program nuklir dan rudal balistiknya. Pada November 2021, Rusia dan China menghidupkan kembali upaya pada 2019 untuk meringankan sanksi PBB terhadap Korut dalam langkah yang mereka gambarkan sebagai upaya untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Korut.
Langkah itu hanya mendapat sedikit dukungan atau keterlibatan dari anggota-anggota DK PBB sehingga Cina dan Rusia belum mengusulkan pemungutan suara. (*)
Editor : Edi Faisol
Discussion about this post