Vatican City, Jubi – Paus Fransiskus mengimbau pihak berwenang untuk mencabut larangan ekspor gandum dari Ukraina, dengan mengatakan gandum bukan sebagai senjata perang. Imbauan Paus terkait dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang mengatakan krisis pangan global memburuk, sedang mencoba menengahi kesepakatan untuk membuka blokir ekspor gandum Ukraina.
“Larangan ekspor gandum dari Ukraina sangat mengkhawatirkan karena kehidupan jutaan orang bergantung pada itu, terutama di negara-negara miskin,” kata Fransiskus kepada ribuan umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, dikutip Antara dari Reuters, Rabu, (1/6/2022).
Dalam pernyataanya Paus Fransiskus dengan sepenuh hati agar segala upaya dilakukan untuk mengatasi pangan sebagai jaminan hak universal atas nutrisi. “Tolong! Jangan gunakan gandum, bahan makanan pokok, sebagai senjata perang,” ujar Paus Fransiskus menegaskan.
Ia mengatakan, selain kematian dan kehancuran yang disebabkan invasi Rusia ke Ukraina, perang dan upaya Barat untuk mengisolasi Rusia sebagai hukuman telah membuat harga gandum, minyak goreng, pupuk, dan energi melonjak—merugikan pertumbuhan global.
Paus sering mengutuk invasi dan pertumpahan darah yang disebabkan oleh apa yang disebut Moskow sebagai “operasi militer khusus”.
Namun, audiensi umum pada Rabu adalah pertama kalinya dia berbicara secara rinci tentang krisis pangan global yang ditimbulkan oleh perang tersebut. Sedangkan Ukraina berusaha mati-matian untuk mengekspor simpanan gandum yang besar melalui jalan darat, sungai, dan jalur kereta api untuk membantu mencegah krisis.
Namun, Ukraina tidak memiliki peluang untuk mencapai target ekspor kecuali Rusia mencabut blokade pelabuhan di Laut Hitam, kata seorang pejabat pertanian pekan lalu. (*)
Discussion about this post