Quito, Jubi – Kerusuhan di dalam penjara di Provinsi Pichincha, Ekuador utara-tengah pada senin awal pekan lalu, menyebabkan sedikitnya 41 narapidana tewas dan 13 lainnya luka-luka.
Layanan Perawatan Komprehensif Nasional untuk Orang yang Dirampas Kebebasannya atau National Comprehensive Care Service for Persons Deprived of Liberty (SNAI) sebelumnya mengutip dari Kejaksaan Agung yang menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak 43 orang di Penjara Regional di Santo Domingo de los Tsachilas.
Dalam pernyataannya di kutip Antara dari Xinhua, Rabu, (11/5/2022) SNAI menyebut kerusuhan tersebut bermula pada pukul 02.00 waktu setempat di sayap keamanan maksimum penjara setelah seorang pemimpin jaringan kriminal dipindahkan ke sana atas perintah pengadilan.
Badan tersebut mengatakan anggota Kepolisian Nasional berhasil merebut kembali kendali penuh atas penjara tersebut dan tim khusus dari Sekretariat Hak Asasi Manusia pemerintah telah dikirim ke Pusat Forensik Unit Kejahatan kota untuk memberikan dukungan bagi kerabat narapidana yang tewas dalam kerusuhan tersebut.
“Sementara itu, 112 tahanan yang melarikan diri dari penjara saat kekacauan berlangsung berhasil ditangkap kembali,” kata badan tersebut.
Polisi menemukan sejumlah senjata dalam pencarian selanjutnya di sayap keamanan maksimum penjara itu, termasuk empat senjata api laras panjang, tiga pistol, satu revolver, empat granat, dan 1.800 peluru kaliber 2,23.
“Ada bukti upaya penghancuran sebagian infrastruktur (penjara)” dan “ledakan yang dipicu oleh penggunaan alat peledak,” kata kepolisian
Sistem penjara Ekuador berada dalam krisis akibat bentrokan terus-menerus antara sindikat perdagangan narkoba yang saling bersaing untuk memperebutkan kendali di penjara. Pada 2021, negara itu mencatat gelombang kerusuhan penjara yang menewaskan lebih dari 300 narapidana yang sampai saat ini belum juga mereda. (*)
Discussion about this post