Manokwari, Jubi – Ketua Komisi Pemilihan Umum atau KPU Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, Muhammad Makmur Memed Al-Fajri membantah sebagai pihak yang mengerjakan proyek jembatan Kali Obie di Kampung Idoor, Teluk Bintuni.
Pengerjaan jembatan itu dilakukan pada 2022 hingga 2023 dan menelan anggaran sekitar Rp2,5 miliar. Namun kini proyek tersebut dianggap mangkrak.
“Jadi saya sampaikan bahwa tuduhan ini tidak benar, karena saya ini bukan sebagai pemilik pekerjaan atau yang bekerja. Akan tetapi saya sebagai pemodal saat itu, tahun 2020 akhir. Kemudian dikaitkan dengan saya. Saya rasa dirugikan nama dan jabatan disebut [padahal] saya menjabat [di KPU] pada 2023,” kata Memed Al-Fajri Senin (12/5/2025).
Katanya, pekerjaan itu dikerjakan oleh pengusaha atau kontraktor loka. Saat itu kontraktor tersebut belum memiliki modal, sehingga ia diminta untuk memodali dengan perjanjian bagi hasil.
“Yang punya pekerjaan pengusaha asli Papua berasal dari kampung, saya diajak kerja sama oleh pengusaha ada keuntungan bagi hasil,” ujar Memed yang enggan menyebut nama pengusaha tersebut.
Dia mengakui meski pekerjaan bukan multi year, namun sejak 2020 hingga 2023 pekerjaan mengalami progres 75 sampai 80 persen. Proyek Jembatan Kali Obie merupakan pekerjaan di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PUPR Kabupaten Teluk Bintuni.
“Bukan multi year tapi setiap tahap nanti diajukan lagi kemudian dianggarkan dan dikerjakan, kita mau supaya cepat selesai tapi sesuaikan,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari Yan Cristian Warinussy mendesak Aparat Penegak Hukum di Provinsi Papua Barat mengusut pembangunan Jembatan Kali Obie, Kampung Idoor, Distrik Wamesa, Kabupaten Teluk Bintuni.
Katanya, proyek pembangunan jembatan Kali Obie tersebut diperkirakan telah menghabiskan anggaran sejumlah Rp2,5 milyar yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Teluk Bintuni Tahun Anggaran 2023.
“Sayang sekali karena sampai saat ini kegiatan pembangunan jembatan Kali Obie tersebut belum rampung, dan sama sekali belum dapat digunakan oleh warga masyarakat setempat,” kata Yan Warinussy.
Katanya, akibat mangkraknya pembangunan jembatan itu, warga berinisiatif membangun jembatan sementara dari kayu yang hanya bisa dilewati pejalan kaki.
“Menurut informasi yang terkumpul bahwa pelaksana pembangunan proyek tidak selesai tersebut adalah Muhammad Makmur Memed Al-Fajri ( MMMAF). Oknum tersebut kini menduduki jabatan selaku Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah Kabupaten Teluk Bintuni,” ucapnya.
Dia menyebut Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni cenderung menjadi ‘lahan korupsi’ yang diduga telah melibatkan sejumlah petinggi di Negeri Sisar Matiti tersebut, sebelum kepemimpinan Bupati Yohanes Manibuy-Joko Lingara kini.
“LP3BH Manokwari, karena itu meminta agar Bupati Manibuy dan Lingara segera melakukan ‘pembersihan’ di jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Teluk Bintuni. Kasus pembangunan jembatan Kali Obie ini mesti diusut tuntas hingga menemukan indikasi adanya keterpenuhan unsur perbuatan melawan hukum (onrechtmatigedaad) serta unsur adanya kerugian negara, sehingga terduga pelakunya dapat diseret ke depan pengadilan, guna mempertanggung jawabkan perbuatannya menurut hukum,” tegasnya.
Masyarakat Kampung Idoor Distrik Wamesa, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, mengeluhkan pembangunan jembatan beton di Kali Obie oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Teluk Bintuni, yang tak jelas kapan diselesaikan.
“Harapan masyarakat, ada perhatian serius dari pemerintah terkait kelanjutan pekerjaan jembatan Kali Obie di Kampung Idoor ini,” kata Pdt. Kuri Arumisore, tokoh agama setempat.
Warga menyebut, kondisi jembatan sejak dibongkar dan dimulai pembangunannya belum bisa digunakan. Kondisi fisik jembatan kini, hanya struktur beton lantai yang ada di atas sungai berupa abutment/kepala jembatan. Pagar pengaman di samping kanan dan kiri jembatan, belum ada.
Begitu juga struktur timbunan pendekat jembatan (oprit) yang menghubungkan kepala jembatan dengan ruas jalan, juga belum dibangun. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!