Sorong, Jubi – Kasus intimidasi dan pengancaman yang dilakukan sejumlah prajurit TNI AL terhadap jurnalis di Sorong, Papua Barat Daya, pada Selasa (09/7/2024) dikecam keras sejumlah pihak khususnya jurnalis.
Koordinator Komite Keselamatan Jurnalis Papua Barat – Papua Barat Daya (KKJ PB-PBD), Safwan Ashari, menyampaikan beberapa poin penting terkait intimidasi yang dialami jurnalis di Sorong, Papua Barat Daya.
Menurut Safwan, intimidasi dan teror terhadap jurnalis sudah sering terjadi. Namun, secara psikologis, jurnalis laki-laki cenderung lebih tahan menghadapi tekanan ini. Sebaliknya, jurnalis perempuan mungkin lebih terimbas secara psikologis, meskipun belum ada laporan trauma serius.
“Kejadian intimidasi ini menghambat jurnalis dalam menjalankan tugasnya, termasuk rencana wawancara dengan pimpinan Lantamal Sorong. Akses jurnalis ke lokasi kejadian juga dibatasi, sehingga mereka kesulitan dalam mengumpulkan informasi dan dokumentasi,” kata Safwan.
Setelah kejadian, banyak pihak menghubungi jurnalis untuk mengajak diskusi dan kompromi, yang menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi jurnalis perempuan yang menjadi korban. KKJ PB-PBD meminta jurnalis untuk tetap waspada dan menjaga diri. KKJ PB-PBD juga menunggu penyelesaian kasus intimidasi ini dari pihak berwenang.
“Kami mengimbau semua pihak untuk menghormati kerja jurnalis dan tidak melakukan intimidasi,” tambah Safwan kepada Jubi, Rabu (10/07/2024).
Ia juga menyatakan bahwa jurnalis telah berusaha mengkonfirmasi kejadian ini kepada Komandan Lantamal Sorong, namun hingga kini belum ada jawaban. Mereka berharap dapat segera bertemu untuk membicarakan kejadian ini secara tuntas.
Intimidasi terhadap jurnalis di Sorong ini mengakibatkan hambatan dalam pekerjaan dan kekhawatiran terhadap keselamatan mereka. KKJ PB-PBD mengingatkan jurnalis untuk tetap waspada dan menunggu penyelesaian kasus ini dari pihak berwenang.
Sebelumnya, Jurnalis di Kota Sorong tengah melaksanakan tugas peliputan, terkait salah satu oknum anggota TNI-AL yang meninggal dunia tidak wajar di Markas Lantamal XIV/Sorong, Provinsi Papua Barat Daya. Para jurnalis itu padahal sudah mengkonfirmasi kedatangan mereka ke Danlantamal XIV Sorong. Namun karena belum ada respons sehingga jurnalis memutuskan menuju Mako Lantamal. Sekira pukul 10.50 WP, sejumlah Jurnalis Sorong itu sempat berhenti menunggu rekannya di Jalan Bubar yang tak jauh dari Markas Lantamal XIV Sorong, Selasa (9/7/2024).
Selang beberapa menit, seorang petugas dari dalam Markas Lantamal XIV Sorong tampak menghampiri rombongan jurnalis di Jalan Bubara, sembari menanyakan maksud jurnalis berhenti di areal tersebut.
Setelah jurnalis menjawab, oknum anggota TNI AL yang mengenakan seragam lengkap dengan helm putih tersebut kembali ke Pos Markas Lantamal XIV Sorong. Tak butuh waktu lama, satu anggota TNI AL kembali menghampiri para jurnalis sembari melontarkan kata arogansi dan arahkan jari telunjuk ke rombongan jurnalis tersebut.
Oknum anggota TNI AL tersebut sempat memaksa memeriksa handphone (Hp) milik Jurnalis TribunSorong.com, sembari mengeluarkan bahasa bernada ancaman. Anggota itu juga tampak mengeluarkan nada keras dan mengusir para jurnalis dari Jalan Bubara Kota Sorong. Namun karena tak terima diusir dengan nada keras oleh oknum TNI AL, para jurnalis pun sempat adu mulut dengan oknum anggota tersebut.
Melihat jumlah personel TNI AL mulai lebih banyak, oknum anggota tersebut justru meningkatan tensi nada bahasa ke jurnalis, dan menyampaikan bahwa tempat itu adalah areal Militer.
Tak terima hal tersebut, rombongan jurnalis kembali menyampaikan jika kerja pers dilindungi oleh Undang-undang (UU) Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
“Kalau kamu masih di sini saya akan tangkap kalian di sini,” ucap anggota TNI AL tersebut.
Mendengar hal tersebut, tensi kembali memanas antara para jurnalis dan oknum TNIAL, tampak sejumlah anggota sontak menenteng senjata lengkap di dalam pos dan membuat sejumlah jurnalis merasa terintimidasi. (*)