Sorong, Jubi – Forum Pencari Kerja Orang Asli Papua (Pencaker OAP) Papua Barat Daya memprotes hasil tes calon pegawai negeri sipil. Mereka menemukan banyak kejanggalan dalam hasil tes yang diumumkan pada Jumat (29/11/2024).
Ketua Forum Pencaker OAP Papua Barat Jolvin Kareth mengatakan kuota sebesar 80 persen untuk Orang Asli Papua (OAP) banyak diisi peserta tes dari warga Non-Papua. Karena itu, mereka akan merekap ulang hasil Seleksi Kompetensi Dasar pada penerimaan calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya.
“Kami akan merekap ulang hasil SKD [Seleksi Kompetisi Dasar]. Jika ditemukan nama non-OAP dalam kuota untuk OAP, kami akan meminta BKPSDM [Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia] memeriksa ulang [hasil SKD],” kata Kareth.
Menurutnya, banyak peserta dari OAP memeroleh nilai minimal kelulusan atau passing grade, yakni 300-315 pada SKD, tetapi tidak lolos ke tahap seleksi kemampuan bidang. Dia mempertanyakan kriteria penilaian itu.
“Banyak peserta dari OAP memenuhi syarat [mencapai passing grade], tetapi justru tidak lolos. Ini juga yang kami pertanyakan,” ujar Kareth.
Kris Asmuruf, anggota Forum Pencaker OAP Papua Barat Daya mencurigai adanya permainan dalam seleksi CPNS. Mereka pun siap membuktikan kejanggalan-kejanggalan pada hasil seleksi SKD.
“Kuota OAP sudah jelas [ditentukan sebesar 80 persen], tetapi masih ada warga Non-OAP masuk [mengambil kuota tersebut]. Kami akan membawa data lengkap untuk membuktikan kesalahan ini,” kata Asmuruf.
Forum Pencaker OAP berencana beraudiensi kembali dengan Pemerintah Provinsi Papua Barat pada Senin mendatang. Mereka menuntut transparansi dalam seleksi penerimaan CPNS.
Jubi.id telah berupaya mengonfirmasikan perihal tersebut kepada Kepala BKPSDM Papua Barat Daya Gamar Malabar. Namun, dia belum merespons pesan instan ke telepon selulernya, hingga Jumat malam. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!