Manokwari, Jubi – Direktur Reserse Kriminal Umum – Direskrimum Polda Papua Barat Novi Jaya mengungkapkan pihaknya saat ini masih melakukan pencarian terhadap kelompok yang menyerang dan membunuh pekerja jalan trans Bintuni-Maybrat.
“Belum ada yang ditangkap,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua Barat, Kombes Pol Novi Jaya, Selasa (11/10/2022).
Kata Novi, polisi telah menyebarkan gambar atau foto pelaku diberbagai tempat umum. Adapun foto tersebut yakni sebanyak 12 Orang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang – DPO.
“Kita (polisi) berharap bantuan masyarakat dapat menginformasikan keberadaan para pelaku,” ujarnya.
Dijelaskannya, polisi memiliki keterbatasan untuk mengejar para pelaku, sebab para pelaku menguasai medan atau demografi wilayah.
“Oleh karena itu kita melakukan salah satu cara dengan melibatkan masyarakat,” ujarnya.
Sebelumnya, peristiwa pembunuhan empat pekerja jalan trans Bintuni-Maybrat terjadi sejak Kamis (29/9/2022). Dalam video dan gambar yang beredar para pelaku tidak hanya menampilkan senjata tradisional dan senjata rakitan, terdapat senjata organik yang dipegang pelaku.
“Itu senjata organik yang direbut dari salah satu anggota Brimob pada peristiwa pembunuhan di mess perusahaan kayu PT WGU,” katanya
Peristiwa pembunuhan anggota Brimob Polda Papua barat terjadi di PT. Wana Galang Utama (WGU) di Kabupaten Bintuni, Provinsi Papua Barat, Rabu (15/4/2020) silam, pelaku selain membunuh merebut senjata api milik Brimob.
“Satu senjata organik tapi yang lain yang dipegang para pelaku pembunuhan pekerja jalan, merupakan senjata rakitan,” tuturnya.
Selain itu Kombes Pol. Novi Jaya mengatakan, pasca peristiwa itu pekerjaan jalan tetap dilanjutkan.
“Iya tetap harus dilanjutkan, karena itu keuangan negara sudah ditetapkan, jadi negara sudah menyiapkan itu untuk pembangunan jalan,” ucapnya.
Soal jaminan keamanan bagi para pekerja, Direskrimum Polda Papua Barat mengatakan pihaknya akan memberikan pengamanan melekat.
Sementara itu, terdapat 14 pekerja jalan yang dipekerjakan oleh CV Doreri Makmur. Perusahan tersebut beralamat di Jalan Kenari Tinggi Manokwari Papua Barat dengan nilai kontrak pekerjaan sebesar Rp9,72 Miliar.
Empat pekerja tewas dalam peristiwa itu yakni Abbas, Darmin, Armin dan Yavet. Selain itu sejumlah kendaraan truk dan alat berat dibakar oleh kelompok yang mengatasnamakan diri sebagai TPNPB-OPM Kodam IV Sorong Raya. (*)