Merauke, Jubi – Warga korban banjir di Distrik Kurik, Merauke meminta pemerintah mengeruk drainase di empat kampung. Mereka meyakini upaya itu dapat memperlancar debit air sehingga tidak menggenangi perkampungan.
Dedi Susanto, warga Kampung Telaga Sari mengatakan mereka membutuhkan bantuan pemerintah untuk mengurangi genangan air di wilayah banjir. Dia berharap pemerintah segera memobilisasi alat berat untuk mengeruk sejumlah drainase yang tersumbat.
“Ada sejumlah parit tersumbat, dan tidak pernah dibersihkan. Kalau parit itu dibersihkan, tentu bisa menurunkan ketinggian genangan,” kata Dedi saat berdialog dengan Penjabat Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo, Rabu (15/5/2024),
Warga juga meminta pemerintah menyediakan truk untuk mengevakuasi orang, ternak, dan harta benda yang belum diungsikan di lokasi banjir. Menurut mereka, evakuasi berjalan lamban karena warga hanya mengandalkan gerandong atau pedati untuk mengangkuti barang saat banjir.
Warga di lokasi pengungsian di Kampung Salor Indah juga mulai mengalami krisis air bersih. Mereka meminta pemerintah segera memasok kebutuhan itu untuk keperluan sehari-hari selama di pengungsian.
“Kami sudah dua hari di posko pengungsian. Selama ini kami [dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari] dibantu saudara-saudara di Salor Indah,” kata Semi, pengungsi di Gedung Serbaguna Salor Indah.
Apolo Safanpo bersama sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Selatan meninjau lokasi banjir di Distrik Kurik. Mereka menemui warga dan menyerahkan bahan pokok, obat-obatan, serta bantuan lain kepada korban banjir.
“Pemprov Papua Selatan membawa bantuan bahan pokok untuk saudara-saudara yang mengalami musibah [banjir]. Kami juga akan menyediakan makanan dan obat-obatan,” ujar Safanpo.
Safanpo mengatakan Pemprov Papua Selatan juga menyiagakan dokter dan perawat di lokasi banjir untuk mengantisipasi penyebaran penyakit. Mereka pun akan segera memenuhi permintaan warga mengenai pengerukan parit dan penyediaan armada angkutan evakuasi.
“Kami akan tugaskan Dinas Pekerjaan Umum memobilisasi alat berat, tetapi kontur wilayahnya harus diidentifikasi dahulu. Setelah diketahui titik elevasinya, baru dibuka [keruk paritnya] untuk mengurangi genangan,” kata Safanpo.
Kepala Distrik Kurik Mariana Belekubun mengatakan sejumlah drainase utama di wilayah mereka tersumbat karena tidak pernah dikeruk selama bertahun-tahun. Pemerintah Distrik Kurik sudah melaporkan perihal itu kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke, tetapi tidak kunjung ditanggapi.
“Kami sudah menyampaikannya dari dua tahun lalu. Kami harap dengan pengalaman [akibat banjir] ini, Pemprov Papua Selatan, dan Pemkab Merauke melakukan pengerukan di beberapa titik [parit],” kata Belekubun. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!